Sesungguhnya mayat di dalam kubur akan melewati beberapa fase perubahan, dan inilah fase-fase sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya.
sumber:jurnalhajiumroh/republika
“Tidak akan diterima shalat wanita baligh kecuali yang menggunakan khimar (Hijab)” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
Kepada Yth.
Bapak Presiden Republik Indonesia dan Aparatur NKRI
Di Bumi Allah
Semoga hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan menyertai kalian,
Segala puji hanya milik Allah. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW tercurah juga kepada keluarga beliau SAW dan kepada orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau SAW.
Melalui lembar duta ini, kami menyampaikan beberapa pesan yang berangkat dari ketulusan hati kami sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kebaikan NKRI, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai sebuah nasihat atau tuntutan agar Bapak Presiden dan seluruh aparatur negara bersama seluruh warga negara Indonesia berserah diri kepada Allah dengan penuh ketundukan. Dan kami berharap agar tulisan ini memuat seruan yang paling baik di sisi Allah yakni muatan seruan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah SWT, mengerjakan amal yang shalih atau berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (Qs. Fushshilat 32).
Adapun pesan-pesan yang ingin kami sampaikan tersebut adalah:
Saat ini kami sedang terzalimi dibalik jeruji yang kalian buat. Dan imbasnya, saat ini pula istri, anak-anak, orang tua, dan saudara-saudara kami ikut terlantar dan terzalimi. Padahal kami yang kalian tangkap, kemudian kalian siksa melalui tangan Densus 88 hingga akhirnya kalian jebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan teroris ini sejatinya hanya sekedar melaksanakan perintah Allah SWT, yang bermakna ibadah bagi kami, yakni perintah Allah untuk merealisasikan ibadah I’dad (latihan militer).
Perintah I’dad itu tercantum sangat jelas dalam firman-Nya: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir) dengan kekuatan yang kamu miliki…” (Qs Al-Anfal 60).
Dan I’dad (latihan militer) tersebut kami lakukan dengan tujuan ibadah pula, yakni membela saudara-saudara Muslim kami yang tertindas di Palestina oleh kekejaman Zionis Yahudi laknatullah ‘alaih. Dan tujuan ini pun diperintahkan Allah SWT dalam ayat-Nya:
“Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah SWT dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu” (Qs An Nisa’ 75).
Bukankah negeri ini menjamin penduduknya untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya? Bukankah tragedi Marmara adalah bukti bahwa masalah Palestina adalah tragedi kemanusiaan bagi penganut agama Nasionalis sekalipun?!
Wahai hamba-hamba Allah SWT, Bapak Presiden dan pihak-pihak terlibat dalam penzaliman terhadap kami dan menelantarkan anak-anak, istri, orang tua dan saudara-saudara kami!
Kami memang tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa, serta tidak mampu berbuat banyak ketika menerima perlakuan zalim dari kalian. Akan tetapi kami mempunyai Allah SWT, Dialah sebaik-baik tempat bersandar dari segala urusan kami. Kelak kami akan menuntut kalian di hadapan Allah SWT dari setiap kezaliman yang kalian timpakan kepada kami dan kepada anak-anak, istri, dan orang tua serta saudara-saudara kami dari sebab penerapan jerat-jerat hukum kalian yang berserikat dengan ‘pesanan Amerika’, Negara Kafir Salibis, musuh Allah SWT. Kami akan menuntut kalian semua di hadapan Allah SWT.
“Sesungguhnya orang-orang yang menimpakan fitnah (menangkap, menyiksa, membunuh, memenjarakan) orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka mereka akan mendapatkan azab Jahanam dan akan memperoleh azab yang membakar” (Qs Al-Buruj 10).
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Mengapa kalian memenjarakan dan menzalimi kami yang ingin membela saudara muslim kami yang tertindas di bumi Palestina? Jawaban apakah yang kalian siapkan seandainya kelak Allah meminta pertanggungjawaban kalian atas penentangan kalian terhadap syariat Allah dalam perkara ini?
Untuk itu tingggalkanlah agama nasionalis ini! Karena penerapannya hanya akan mengkotak-kotakkan umat Islam dengan sekat-sekat teritorial. Kalian menyebut non muslim sekalipun dengan sebutan saudara sebangsa dan setanah air, sementara saudara muslim yang di Palestina kalian biarkan mengalir air mata dan darahnya. Ironinya, kami umat Islam yang ingin membela kaum yang tertindas itu kalian tangkap dan kalian penjarakan.
Dan agama nasionalis pula yang menyebabkan negeri ini berseteru dengan jirannya yang juga mayoritas muslim. Gara-gara klaim sepetak bumi yang hakikatnya adalah milik Allah untuk hamba-hamba-Nya yang bernama Ambalat. Sungguh ironis, militer kalian memberangus para pejuang syariat Allah semenjak era Soekarno, dan tidak tergerak untuk membela kaum muslimin yang dibantai di Palestina, Afganistan, Iraq, Somalia, Suriah, dan Rohinggya.
Duhai, bagaimanakah nasib kalian kelak di hadapan Allah?!
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Kami menyerukan agar penyelenggara negara mengajak seluruh kaum muslimin di negeri ini untuk beribadah kepada Allah, menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, dengan menerapkan syariat Allah dalam semua aspek kehidupan.
Kalian telah mengetahui bahwa Allahlah satu-satunya Rabb (Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pemberi Rezeki, dan yang Paling berhak untuk ditaati). Akan tetapi, kalian telah melampaui batas hingga berubah menjadi thaghut yang menantang Allah dengan menandingi syariat-Nya. Kalian berani mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan Allah. Kalian berani mencampakkan syariat Allah dan menerapkan syariat buatan kalian.
Penduduk negeri ini kalian izinkan rukuk dan sujud kepada Allah. Namun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kalian paksa mereka mentaati syariat kalian. Akhirnya rakyat negeri ini beribadah kepada Allah dan beribadah pula kepada thaghut (sosok kalian).
Tidakkah kalian menyadari bahwa di dalam syariat buatan itu kalian menyuburkan riba perbankan, memungut pajak prostitusi dan miras, melestarikan budaya kesyirikan di Tengger, Borobudur, Ngaben, Larung tumpeng, Asmat, Sekaten, dan membanggakan budaya telanjang berkedok wisata di Bali. Kalian hapus sanksi hukum potong tangan dan rajam tanpa merasa bersalah sama sekali!
Kapan lagi kalian sadar dan bertaubat serta menerapkan syariat Allah?! Janganlah kalian rampas hak membuat syariat dan hak untuk ditaati dan diibdahi dalam perkara-perkara yang telah baku dalam Islam, yang mana kedua hal tersebut adalah mutlak menjadi hak Allah Ta’ala!
Terapkanlah syariat Allah dengan kaffah (menyeluruh), dan janganlah mengambil sebagian syariat dan mencampakkan sebagiannya. Sikap ini hanya akan mendatangkan kehinaan dan azab yang pedih dari Allah. Perhatikan ancaman Allah dalam firman-Nya:
“… Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian, kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat nanti mereka akan dikembalikan kepada siksa yang sangat berat…” (Qs Al-Baqarah 85).
Janganlah menerapkan syariat Islam hanya sebatas nuansa yang hanya sedikit mewarnai sistem atau ajaran Pancasila, nasionalis sekuler, demokrasi, pluralis, liberalis, kapitalis, atau sosialis, karena Allah telah berfirman:
“Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah, dan kalimat Allah (Islam) itulah yang tinggi…” (Qs At-Taubah 40).
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Takutlah kepada Allah, tinggalkan ideologi yang menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, karena hal itu hanyalah dusta. Kembalilah kepada sumber dari segala sumber hukum yang sebenarnya yakni syariat Islam (Al-Qur’an dan Sunnah). Tinggalkanlah ajaran atau ideologi liberalis kapitalis, nasionalis, demokrasi, dan sekuler, karena semua ideologi tersebut bersumber dari hawa nafsu yang akan melahirkan kerusakan ketika diterapkan. Mengenai hal ini Allah berfirman:
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini dan semuanya yang ada didalamnya. Sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka (Al-Qur’an) tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (Qs Al-Mu’minun 71).
Kami yakin bahwa kalian akan membenarkan perkataan kami manakala kami mengatakan bahwa Allah tidaklah menciptakan kita dengan main-main, dan Syariat Allah pun diturunkan bukan untuk dipermainkan.
Wahai hamba Allah!
Kapan lagi kalian mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan? Kapan lagi kalian mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk mentaati Allah dengan sepenuh ketundukan? Apakah dalam kondisi tidak menerapkan syariat Allah seperti ini, lantas tiba-tiba Allah mewafatkan kalian, maka kalian akan selamat di sisi Allah? Bertaubatlah, sungguh Allah benar-benar Maha Pengampun dan Maha Penyayang!
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah agama sesat demokrasi yang menentang ajaran Islam, karena dari demokrasi ini lahir parlemen yang membuat syariat, padahal Syariat Allah telah turun, lengkap dan sempurna. Seandainya syariat ini perlu penyempurnaan, atau perubahan, atau perbaikan, sudah barang tentu Allah akan menurunkan nabi baru, padahal Rasulullah SAW adalah Nabi yang terakhir, dan Islam benar-benar telah sempurna.
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Kuridhai Islam menjadi aturan hidup bagimu…” (Qs Al-maidah 3).
Dan kalian pun tentu tahu bahwa di dalam ajaran demokrasi dagangan Amerika ini terdapat doktrin kafir yang sangat berbahaya, yakni “suara rakyat adalah suara tuhan”. Doktrin ini bukan hanya kata-kata kosong tanpa makna, akan tetapi benar-benar dipraktikkan dengan kesungguhan. Doktrin ini benar-benar mendaulat rakyat sebagai tuhan, dan disematkan pula pada tuhan-tuhan rakyat ini dengan manfaat yang hanya layak disandang oleh Allah yakni, Kedaulatan (yang kalian sifati dengan sifat: asli, tertinggi dan tak terbagi-bagi) yang tertinggi ada di tangan rakyat.
Subhanallah!! Maha Suci Allah dari apa yang kalian persekutukan! Lantaran dengan keyakinan ini, kalian anggap apa?
Bapak Presiden dan seluruh aparatur NKRI,
Semoga hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan kalian. Seharusnya akal sehat dan nurani kalian memberontak ketika suara rakyat yang majemuk latar belakang, keyakinan, dan agamanya, serta tidak bisa lepas dari hawa nafsu dan bisikan syaitan lebih kalian taati sebagai tuhan, sedangkan syariat Allah yang merupakan firman-Nya justru kalian campakkan. Dan lebih dari itu, Allah telah menjelaskan bahwa suara rakyat adalah menyesatkan dari jalan Allah.
“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs Al-An’am 116).
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah ajaran pluralis, cukuplah beberapa ayat ini sebagai peringatan:
“Barang siapa mencari din (Agama) selain Islam, maka tidaklah akan diterima agama itu daripadanya, dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi” (Qs Ali Imran 85)
“Sesungguhnya Agama yang di sisi Allah hanyalah Islam…” (Qs Ali Imran 19).
“Maka apakah mereka akan mencari Agama yang lain selain Agama Allah, padahal apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya (baik) dengan suka atau terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?” (Qs Ali Imran 83)
“Sungguh telah kafirlah orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putra Maryam…” (Qs Al-Ma’idah 17 & 72)
“Sungguh telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga…” (Qs Al-Ma’idah 73).
Wahai hama-hamba Allah, Bapak Presiden dan aparatur NKRI,
Terapkanlah syariat Allah di negeri mayoritas Muslim ini, supaya Allah meridhai dan merahmati kalian dan negeri ini, agar Allah menurunkan berkah dari langit dan menumbuhkannya dari bumi.
Terapkanlah syariat Allah agar kalian selamat dan menjadi ringan urusan kalian kelak di akhirat nanti. Jangan sampai seluruh penduduk negeri ini kelak menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kalian adalah orang-orang yang enggan dengan syariat-Nya, enggan untuk tunduk patuh melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, justru menghasung orang-orang untuk menjunjung tinggi undang-undang (syariat) buatan kalian yang sebagian besarnya menyelisihi Syariat Allah dan atau tidak bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya, serta memusuhi para pejuang syariat Allah!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Coba renungkan, seandainya Allah mewafatkan kalian dalam keadaan kalian enggan terhadap syariat-Nya, maka apakah kalian yakin bahwa Allah akan ridha dan tidak murka kepada kalian? Bukankah kematian itu pasti akan terjadi dan kehidupan akhirat adalah benar adanya? Apakah tuhan-tuhan orang Nasrani, Hindu, Budha dan Konghucu yang kesemuanya kalian anggap benar (pluralis) nanti akan bersekutu untuk menyelamatkan kalian dari murka Allah? Apakah rakyat yang kalian nobatkan sebagai tuhan, dan Pancasila yang kalian anggap sakti dan dengan jiwa raga kalian bela, nantinya akan mampu menyelamatkan kalian dari azab Allah? Ataukah kalian meyakini bahwa tuhan rakyat dan si sakti Pancasila memiliki surga hingga kalian masuk ke dalamnya, sementara kami masuk nerakanya karena kami ingin merongrongnya dan mengusung tegaknya Syariat Allah di Negeri ini?
Semoga Allah mengaruniai kami keteguhan, kesabaran, dan keikhlasan seandainya kalian menghukum mati kami karena adanya seruan ini!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Kami yang ingin mengajak kalian untuk mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan, maka kamikah yang benar? Ataukah kalian yang mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk menghalangi tegaknya syariat Allah dan lebih suka dengan syariat tandingan (bahkan sebagiannya adalah syariat warisan penjajah Belanda yang kafir) yang kelak akan selamat di sisi Allah?
Wahai hamba-hamba Allah,
Takutlah kalian kepada Allah! Ketahuilah bahwa kekuasaan adalah fitnah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Takutlah kalian kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin parah di negeri ini! Lapindo, tsunami, tanah longsor, gempa, banjir, gunung meletus. Tidaklah mustahil langit dan bumi mengutuk dan murka kepada manusia-manusia sombong yang berani menantang Penciptanya!
Takutlah kalian kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin meningkat di negeri ini! Korupsi, kriminalitas, dekadensi moral, kezaliman, ketidakadilan, sogok, suap, hilangnya keamanan dan kesejahteraan, kemiskinan, dan penjara yang senantiasa penuh! Kembalilah kepada Allah dengan berserah diri kepada-Nya dan dengan menjalankan Syariat-Nya dengan penuh ketundukan! Yakinlah bahwa Syariat Allah adalah solusi dari keterpurukan, dan alternatif terbaik untuk diterapkan di negeri ini yang majemuk suku, agama, dan rasnya sekalipun!!! Apakah kalian ragu bahwa Allah Maha Kuasa mengatur makhluk-Nya? Apakah kalian merasa lebih mampu daripada Allah? Ya Allah, lapangkanlah dada mereka untuk taat kepada-Mu!
Wahai hamba-hamba Allah,
Kalau kami yang ingin mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan ini kalian anggap tidak layak tinggal di NKRI, maka bukankah kalian yang enggan untuk taat kepada Allah adalah lebih tidak layak tinggal di kolong langit (kerajaan Allah)? Dan kalau kalian benar-benar menjatuhkan hukuman mati atas kami dari sebab seruan ini, maka sesungguhnya kami telah memohon kesyahidan (mati syahid) kepada Allah lantaran penolakan kalian terhadap seruan ini.
Dan seruan terakhir kami adalah, tinggalkanlah loyalitas kalian kepada para musuh Allah, teroris sejati, dan manusia kera dan babi yakni Amerika dan sekutunya yang hingga saat ini tangan-tangannya masih saja berlumuran dengan darah kaum Muslimin!!!
“Kamu tidak akan menjumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya…” (Qs Al-Mujadilah 22).
LP Cipinang, Sabtu 14 Syawal 1433 H
Al-Faqir Ilallah:
1. Usyaq As-Syuhadah Rahmadi Nowo Kuncoro
2. Abdullah Sonata
3. Badru Adi Munadi
4. Kurnia Widodo
5. Tanjung Fahrur Rozi
6. Abu Haekal Bakhti Rasna
BEKASI (voa-islam.com) - Dalam kuliah umum Majelis Ilmu Ar Royyan, Jerry D. Gray mengungkap sebuah fenomena yang jarang dibicarakan oleh para pengamat Zionisme.
Meski sudah banyak analisa yang mengungkap simbol-simbol di balik pecahan mata uang Amerika Serikat 1 US Dollar, namun mengapa dollar masih terus dicintai oleh kebanyakan orang.
“American government sudah bangkrut, tapi kenapa di dunia cinta dollar?” ujar muallaf mantan anggota United States Air Force (USAF) tahun 1978-1982 ini, pada Ahad (9/9/2012).
Ia mengatakan bahwa pemerintah AS telah menekan pemerintah Indonesia demikian pula negara-negara di timur tengah, Afrika, Amerika Selatan dan yang lainnya demi dollar. Padahal saat ini Amerika membayar hutang miliaran dollar tapi tak punya cukup emas, jadi sebenarnya US Dollar sudah tak lagi berharga.
Menurut Jerry D. Gray ada dua faktor mengapa masyarakat dunia saat ini masih mencintai dollar. “Kenapa kita cinta dollar? Satu, paksaan dari economic hitman Amerika. Kedua, pakai sihir,” ungkap penulis buku American Shadow Government tersebut.
Pria kelahiran Jerman, 24 September 1960 ini mengatakan, gambar yang tertera pada pecahan 1 US$ atau United States One-Dollar Bill adalah Presiden pertama Amerika Serikat George Washington yang merupakan anggota freemasonry. Hal ini persis sebagaimana terdapat dalam biografi George Washington yang terdapat dalam situs wikipedia.
Lebih lanjut, Jerry D. Gray mengungkapkan jika dalam pecahan 1 dollar AS tersebut terdapat simbol-simbol illuminati yang berfungsi sebagai sihir semacam susuk.
“Di depan ada simbol-simbol illuminati, di belakang ada simbol-simbol illuminati; Novus Ordo Seclorum, 1 mata Dajjal, bintang Daud, itu seperti susuk kalau kita lihat jadi cantik, harus punya,” jelasnya di hadapan ratusan hadirin.
Oleh sebab itu ia mengimbau agar segera meninggalkan mata uang dollar serta memperbanyak dzikir lantaran musuh-musuh Islam saat ini juga menggunakan sihir untuk memerangi umat Islam.
“Kita perlu banyak dzikir sekarang, ini musuh kita pakai sihir, harus jaga diri. Ada banyak hal di dunia ini kita langsung suka, itu pakai sihir, waspada!” tegasnya. [Ahmed Widad]
Meningkatnya jumlah uang untuk kepala Rushdie, diyakini menyusul gelombang kerusuhan yang melanda hampir di seluruh negara dunia karena film anti-Islam berjudul 'Innocence of Muslim'. Kendati Rushdie tidak ada hubungannya dengan film buatan Amerika Serikat itu, tapi imbalan uang mendongkrak harga nyawa Rushdie.
*Sumber: republika.co.idJad si anak Yahudi Hampir setiap hari mendatangi toko tempat dimana Ibrahim bekerja untuk membeli kebutuhan rumah, setiap kali hendak keluar dari toko –dan Ibrahim dianggapnya lengah– Jad selalu mengambil sepotong cokelat milik Ibrahim tanpa seizinnya.
Pada suatu hari usai belanja, Jad lupa tidak mengambil cokelat ketika mau keluar, kemudian tiba-tiba Ibrahim memanggilnya dan memberitahu kalau ia lupa mengambil sepotong cokelat sebagaimana kebiasaannya. Jad kaget, karena ia mengira bahwa Ibrahim tidak mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Ia pun segera meminta maaf dan takut jika saja Ibrahim melaporkan perbuatannya tersebut kepada orangtuanya.
Ibrahim pun menjawab: "Tidak apa, yang penting kamu berjanji untuk tidak mengambil sesuatu tanpa izin, dan setiap saat kamu mau keluar dari sini, ambillah sepotong cokelat, itu adalah milikmu!" Jad pun menyetujuinya dengan penuh kegirangan.
Waktu berlalu, tahun pun berganti dan Ibrahim yang muslim kini menjadi layaknya seorang ayah dan teman akrab bagi Jad si anak Yahudi.
Sudah menjadi kebiasaan Jad saat menghadapi masalah, ia selalu datang dan berkonsultasi kepada Ibrahim. Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengambil sebuah buku dari laci, memberikannya kepada Jad dan kemudian menyuruhnya untuk membukanya secara acak. Setelah Jad membukanya, kemudian Ibrahim membaca dua lembar darinya, menutupnya dan mulai memberikan nasehat dan solusi dari permasalahan Jad.
Beberapa tahun pun berlalu dan begitulah hari-hari yang dilalui Jad bersama Ibrahim, seorang Muslim Turki yang tua dan tidak berpendidikan tinggi.
14 tahun berlalu, kini Jad telah menjadi seorang pemuda gagah dan berumur 24 tahun, sedangkan Ibrahim saat itu berumur 67 tahun.
Ibrahim pun akhirnya meninggal, namun sebelum wafat ia telah menyimpan sebuah kotak yang dititipkan kepada anak-anaknya dimana di dalam kotak tersebut ia letakkan sebuah buku yang selalu ia baca setiap kali Jad berkonsultasi kepadanya. Ibrahim berwasiat agar anak-anaknya nanti memberikan buku tersebut sebagai hadiah untuk Jad, seorang pemuda Yahudi.
Jad baru mengetahui wafatnya Ibrahim ketika putranya menyampaikan wasiat untuk memberikan sebuah kotak, Jad pun merasa tergoncang dan sangat bersedih dengan berita tersebut, karena Ibrahim lah yang selama ini memberikan solusi dari semua permasalahannya, dan Ibrahim lah satu-satunya teman sejati baginya.
Hari-haripun berlalu, Setiap kali dirundung masalah, Jad selalu teringat Ibrahim. Kini ia hanya meninggalkan sebuah kotak. Kotak yang selalu ia buka, di dalamnya tersimpan sebuah buku yang dulu selalu dibaca Ibrahim setiap kali ia mendatanginya.
Jad lalu mencoba membuka lembaran-lembaran buku itu, akan tetapi kitab itu berisikan tulisan berbahasa Arab sedangkan ia tidak bisa membacanya. Kemudian ia pergi ke salah seorang temannya yang berkebangsaan Tunisia dan memintanya untuk membacakan dua lembar dari kitab tersebut. Persis sebagaimana kebiasaan Ibrahim dahulu yang selalu memintanya membuka lembaran kitab itu dengan acak saat ia datang berkonsultasi.
Teman Tunisia tersebut kemudian membacakan dan menerangkan makna dari dua lembar yang telah ia tunjukkan. Dan ternyata, apa yang dibaca oleh temannya itu, mengena persis ke dalam permasalahan yang dialami Jad kala itu. Lalu Jad bercerita mengenai permasalahan yang tengah menimpanya, Kemudian teman Tunisianya itu memberikan solusi kepadanya sesuai apa yang ia baca dari kitab tersebut.
Jad pun terhenyak kaget, kemudian dengan penuh rasa penasaran ini bertanya, "Buku apa ini !?"
Ia menjawab : "Ini adalah Al-Qur'an, kitab sucinya orang Islam!"
Jad sedikit tak percaya, sekaligus merasa takjub,
Jad lalu kembali bertanya: "Bagaimana caranya menjadi seorang muslim?"
Temannya menjawab : "Mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat!"
Setelah itu, dan tanpa ada rasa ragu, Jad lalu mengucapkan Syahadat, ia pun kini memeluk agama Islam!
Jadullah seorang Muslim.
Kini Jad sudah menjadi seorang muslim, kemudian ia mengganti namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani sebagai rasa takdzim atas kitab Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab seluruh problema hidupnya selama ini. Dan sejak saat itulah ia memutuskan akan menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi menyebarkan ajaran Al-Qur'an.
Mulailah Jadullah mempelajari Al-Qur'an serta memahami isinya, dilanjutkan dengan berdakwah di Eropa hingga berhasil mengislamkan enam ribu Yahudi dan Nasrani.
Suatu hari, Jadullah membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an hadiah dari Ibrahim itu. Tiba-tiba ia mendapati sebuah lembaran bergambarkan peta dunia. Pada saat matanya tertuju pada gambar benua afrika, nampak di atasnya tertera tanda tangan Ibrahim dan dibawah tanda tangan itu tertuliskan ayat :
((اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ...!!))
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik!!..." (QS. An-Nahl; 125)
Iapun yakin bahwa ini adalah wasiat dari Ibrahim dan ia memutuskan untuk melaksanakannya.
Beberapa waktu kemudian Jadullah meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika yang diantaranya adalah Kenya, Sudan bagian selatan (yang mayoritas penduduknya adalah Nasrani), Uganda serta negara-negara sekitarnya. Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari 6.000.000 (enam juta) orang dari suku Zolo, ini baru satu suku, belum dengan suku-suku lainnya.
Akhir Hayat Jadullah
Jadullah Al-Qur'ani, seorang muslim sejati, da'i hakiki, menghabiskan umur 30 tahun sejak keislamannya untuk berdakwah di negara-negara Afrika yang gersang dan berhasil mengislamkan jutaan orang.
Jadullah wafat pada tahun 2003 yang sebelumnya sempat sakit. Kala itu beliau berumur 45 tahun, beliau wafat dalam masa-masa berdakwah.
Kisah pun belum selesai
Ibu Jadullah Al-Qur'ani adalah seorang wanita Yahudi yang fanatik, ia adalah wanita berpendidikan dan dosen di salah satu perguruan tinggi. Ibunya baru memeluk Islam pada tahun 2005, dua tahun sepeninggal Jadullah yaitu saat berumur 70 tahun.
Sang ibu bercerita bahwa –saat putranya masih hidup– ia menghabiskan waktu selama 30 tahun berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan putranya agar kembali menjadi Yahudi dengan berbagai macam cara, dengan segenap pengalaman, kemapanan ilmu dan kemampuannya, akan tetapi ia tidak dapat mempengaruhi putranya untuk kembali menjadi Yahudi. Sedangkan Ibrahim, seorang Muslim tua yang tidak berpendidikan tinggi, mampu melunakkan hatinya untuk memeluk Islam, hal ini tidak lain karena Islamlah satu-satunya agama yang benar.
Kemudian yang menjadi pertanyaan: "Mengapa Jad si anak Yahudi memeluk Islam?"
Jadullah Al-Qur'ani bercerita bahwa Ibrahim yang ia kenal selama 17 tahun tidak pernah memanggilnya dengan kata-kata: "Hai orang kafir!" atau "Hai Yahudi!" bahkan Ibrahim tidak pernah untuk sekedar berucap: "Masuklah agama islam!"
Bayangkan, selama 17 tahun Ibrahim tidak pernah sekalipun mengajarinya tentang agama, tentang Islam ataupun tentang Yahudi. Seorang tua muslim sederhana itu tak pernah mengajaknya diskusi masalah agama. Akan tetapi ia tahu bagaimana menuntun hati seorang anak kecil agar terikat dengan akhlak Al-Qur'an.
Kemudian dari kesaksian DR. Shafwat Hijazi (salah seorang dai kondang Mesir) yang suatu saat pernah mengikuti sebuah seminar di London dalam membahas problematika Darfur serta solusi penanganan dari kristenisasi, beliau berjumpa dengan salah satu pimpinan suku Zolo. Saat ditanya apakah ia memeluk Islam melalui Jadullah Al-Qur'ani?, ia menjawab; tidak! namun ia memeluk Islam melalui orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur'ani.
Subhanallah, akan ada berapa banyak lagi orang yang akan masuk Islam melalui orang-orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur'ani. Dan Jadullah Al-Qur'ani sendiri memeluk Islam melalui tangan seorang muslim tua berkebangsaan Turki yang tidak berpendidikan tinggi, namun memiliki akhlak yang jauh dan jauh lebih luhur dan suci.
Begitulah hikayat tentang Jadullah Al-Qur'ani, kisah ini merupakan kisah nyata yang penulis dapatkan kemudian penulis terjemahkan dari catatan Almarhum Syeikh Imad Iffat yang dijuluki sebagai "Syaikh Kaum Revolusioner Mesir". Beliau adalah seorang ulama Al-Azhar dan anggota Lembaga Fatwa Mesir yang ditembak syahid dalam sebuah insiden di Kairo pada hari Jumat, 16 Desember 2011 silam.
Kisah nyata ini layak untuk kita renungi bersama di masa-masa penuh fitnah seperti ini. Di saat banyak orang yang sudah tidak mengindahkan lagi cara dakwah Qur'ani. Mudah mengkafirkan, fasih mencaci, mengklaim sesat, menyatakan bid'ah, melaknat, memfitnah, padahal mereka adalah sesama muslim.
Dulu da'i-da'i kita telah berjuang mati-matian menyebarkan Tauhid dan mengislamkan orang-orang kafir, namun kenapa sekarang orang yang sudah Islam malah justru dikafir-kafirkan dan dituduh syirik? Bukankah kita hanya diwajibkan menghukumi sesuatu dari yang tampak saja? Sedangkan masalah batin biarkan Allah yang menghukumi nanti. Kita sama sekali tidak diperintahkan untuk membelah dada setiap manusia agar mengetahui kadar iman yang dimiliki setiap orang.
Mari kita renungi kembali surat Thaha ayat 44 yaitu Perintah Allah swt. kepada Nabi Musa dan Harun –'alaihimassalam– saat mereka akan pergi mendakwahi fir'aun. Allah berfirman,
((فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى))
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut."
Bayangkan, fir'aun yang jelas-jelas kafir laknatullah, namun saat dakwah dengan orang seperti ia pun harus tetap dengan kata-kata yang lemah lembut. Lalu apakah kita yang hidup di dunia sekarang ini ada yang lebih Islam dari Nabi Musa dan Nabi Harun? Atau adakah orang yang saat ini lebih kafir dari fir'aun sehingga Al-Qur'an pun merekam kekafirannya hingga kini? Lantas alasan apa bagi kita untuk tidak menggunakan dahwah dengan metode Al-Qur'an? Yaitu dengan Hikmah, Nasehat yang baik, dan Diskusi menggunakan argumen yang kuat namun tetap sopan dan santun?
Maka dalam dakwah yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita agar mudah menyampaikan kebenaran Islam ini. Oleh karenanya, jika sekarang kita dapati ada orang yang kafir, bisa jadi di akhir hayatnya Allah akan memberi hidayah kepadanya sehingga ia masuk Islam. Bukankah Umar bin Khattab dulu juga pernah memusuhi Rasulullah? Namun Allah berkehendak lain, sehingga Umar pun mendapat hidayah dan akhirnya memeluk Islam. Lalu jika sekarang ada orang muslim, bisa jadi di akhir hayatnya Allah mencabut hidayah darinya sehingga ia mati dalam keadaan kafir. Na'udzubillah tsumma Na'udzubillahi min Dzalik.
Karena sesungguhnya dosa pertama yang dilakukan iblis adalah sombong dan angkuh serta merasa diri sendiri paling suci sehingga tak mau menerima kebenaran Allah dengan sujud hormat kepada nabi Adam –'alaihissalam–. Oleh karena itu, bisa jadi Allah mencabut hidayah dari seorang muslim yang tinggi hati lalu memberikannya kepada seorang kafir yang rendah hati. Segalanya tiada yang mustahil bagi Allah!
Marilah kita pertahankan akidah Islam yang telah kita peluk ini, dan jangan pernah mencibir ataupun "menggerogoti" akidah orang lain yang juga telah memeluk Islam serta bertauhid. Kita adalah saudara seislam seagama. Saling mengingatkan adalah baik, saling melindungi akidah sesama muslim adalah baik. Marilah kita senantiasa berjuang bahu-membahu demi perkara yang baik-baik saja.
Wallahu Ta'ala A'la Wa A'lam Bis-Shawab.
Penulis: Mustamid, seorang mahasiswa Program Licence Universitas Al-Azhar Kairo Konsentrasi Hukum Islam.
Foto: Muslim Afsel
(siraaj/arrahmah.com)
Salah satu buktinya, tiga perwira tinggi militer AS tewas ditembak oleh "polisi Afghan" saat bekerja dalam gedung Departemen Dalam Negeri Afghan di jantung kota Kabul pada Sabtu (25./2/2012). Letnan kolonel John Darin Loftis (44 tahun), mayor Robert J. Marchanti (48 tahun) dan seorang perwira penting lainnya yang disembunyikan identitasnya adalah salah satu korban dari taktik jitu infiltrasi mujahidin Taliban.
Setiap saat jumlah tentara AS dan NATO yang tewas oleh "green on blue attacks" semakin meningkat. Mujahidin Taliban melalui majalah bulanannya, Ash-Shumud edisi 73 tahun VII terbitan bulan rajab 1433 H/Mei-Juni 2012 M menurunkan sebuah artikel tentang taktik perang mereka yang sangat brilian dan sukses itu. Berikut ini terjemahannya.
***
Green on Blue Attacks: Taktik perang yang sukses melawan penjajah
Problem Peggy Marchanti
Sia-sia belaka usaha nyonya Peggy Marchanti, janda mayor Robert J. Marchanti untuk mendapatkan penjelasan yang terang dari Departemen Pertahanan AS tentang tragedi pembunuhan atas suaminya dan dua rekannya perwira tinggi militer AS pada tanggal 25 Februari 2012 dalam gedung Departemen Dalam Negeri Afghanistan yang mendapatkan pengamanan ekstra ketat. Mereka bertiga tewas setelah "seorang polisi Afghan" menembak ketiganya sebelum meloloskan diri dari tempat kejadian perkara.
"Perkaranya sangat rumit dan Pentagon hanya memberi kami penjelasan-penjelasan bodoh yang tidak mungkin dipercayai oleh orang yang berakal sehat tentang tragedi pembunuhan atas suami saya dan rekan-rekannya. Bagaimana bisa suami saya dibunuh di kompleks gedung yang mendapatkan pengamanan ekstra ketat tersebut? Bagaimana bisa polisi yang mereka percayai untuk membawa senjata itu justru melakukan pembunuhan ini? Bagaimana ia bisa diberi peluang untuk bergabung dalam kesatuan kepolisian? Benarkah ia sekedar seorang polisi yang kehilangan syarafnya dan melakukan perbuatan itu karena stress, ataukah ini adalah tindakan terorisme gerakan Taliban yang melakukan infiltrasi dalam kesatuan kepolisian Afghan?" Itulah ungkapan kemarahan nyonya Peggy Marchanti dalam wawancara dengan sebuah situs AS.
Istilah adalah segalanya, pendapat pakar hukum yang brilian!
Seorang pakar hukum, Peter Mc Queen, pengacara perusahaan mengatakan, "Istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang sebuah peristiwa tertentu sangatlah memiliki arti. Penggunaan istilah tertentu menjadi landasan bagi konskuensi-konskuensi hukum dan konskuensi finansial yang besar.
Ketika Departemen Pertahanan AS menyatakan serangan-serangan ini sekedar kecelakaan-kecelakaan yang terjadi karena sebab-sebab pribadi dan akibat faktor kemarahan (emosi, stress), maka hal itu tidak memberikan hak kepada keluarga korban untuk menuntut ganti rugi (asuransi) lebih dari ganti rugi yang biasa diberikan kepada orang lainnya yang terbunuh di Afghanistan.
Adapun ketika peristiwa ini disebut sebuah infiltrasi dari kelompok Taliban terhadap lembaga kepolisian Afghan, maka hal itu member hak kepada keluarga korban untuk mengajukan gugatan hukum dan menuntut ganti rugi yang besar karena pada akhirnya Departemen Pertahanan AS-lah pihak yang bertanggung jawab atas program pelatihan militer bagi lembaga kepolisian Afghan.
Peristiwa ini menunjukkan Departemen Pertahanan AS teledor dalam mencari tahu data tentang background dan perjalanan hidup orang yang mendaftarkan diri dalam lembaga kepolisian Afghan. Hal inilah yang tidak diinginkan oleh Departemen Pertahanan AS, karena hal itu akan membuka pintu lebar-lebar bagi banyak tuntutan ganti rugi lainnya dalam jumlah yang sangat besar."
Buta warna atau infiltrasi?
"Green on Blue Attackss" adalah sebuah taktik yang telah diketahui oleh orang yang memperhatikan peristiwa. Ketika Departemen Pertahanan AS menyebut serangan-serangan mujahidin Taliban yang sukses tersebut sebagai "Green on Blue Attacks", sebenarnya Departemen Pertahanan AS sedang mengakui kecerdasannya dalam batas-batas tertentu, namun sekaligus pengakuan akan kebodohannya secara luas.
Kenapa demikian? Sesungguhnya penyebutan dua warna itu mengesankan serangan-serangan ini adalah serangan-serangan oleh dua pasukan yang sedang bekerja bersama-sama, memakai dua seragam yang warnanya berbeda. Sementara itu faktor fanatisme dan perbedaan pendapat yang dalam kondisi perang bisa mengakibatkan hilangnya kendali atas syaraf dan penggunaan kekerasan senjata merupakan hal bisa saja terjadi. Padahal realita sesungguhnya, serangan-serangan itu dilakukan oleh dua pihak yang berlawanan dan membuktikan orang yang menyebutnya sebagai "green on blue attacks" adalah orang yang buta warna!
Ilmu semantic tidak akan menyelesaikan persoalan
Para pakar bahasa mendefinisikan semantic sebagai ilmu yang secara khusus membahas makna dari lafal-lafal yang bersuara alias makna kata-kata. Nampaknya para jendral Barat berusaha untuk menyelesaikan persoalan atau menyiasatinya dengan menggunakan istilah-istilah yang kadar "teror"nya lebih kecil bagi rakyat AS.
Namun persoalannya sendiri justru masih utuh tak tersentuh. Tentara merekalah yang mengalami ganasnya persoalan tersebut, di mana setiap malam mereka berkeringat dingin karena ketakutan jika pada detik-detik dalam jam berikutnya ada seorang mujahid yang datang kepada mereka dalam penyamaran berseragam polisi Afghan, kemudian membuka pintu ruangan dan memberondongkan peluru panas kepada mereka saat mereka tengah terlelap di atas ranjang mereka!
Hal itu bukan khayalan saya saja, namun sudah dibuktikan oleh keputusan para pimpinan tentara As untuk memisahkan barak militer pasukan mereka dari barak militer pasukan boneka Afghan dan penempatan tentara jaga baik dalam barak militer pasukan AS maupun barak militer pasukan boneka Afghan.
Kembali ke persoalan janda Peggy, jika masih memiliki kaitan
Perkara kompensasi bagi keluarga korban bukanlah hal yang paling memusingkan para Jendral AS. Perkara itu bahkan merupakan perkara paling ringan yang dihadapi oleh masa depan penjajahan AS di Afghan. Amerika sedang berusaha keras untuk bisa keluar dari belenggu persoalan di Afghan, dengan cara memberikan pelatihan militer bagi pasukan boneka Afghan yang akan merealisasikan dua keuntungan bagi AS.
Keuntungan pertama adalah menjaga nama baik AS, agar lembaran sejarah tidak mencatat kekalahan memalukan AS di Afghan pasca kekalahan memalukan mereka di Vietnam. Sementara keuntungan kedua adalah mempertahankan eksistensi pemerintahan boneka AS yang dijaga oleh pasukan yang terlatih dan sanggup menindas kehendak rakyat Afghan. Hal ini tidak mungkin akan tercapai kecuali dengan cara meningkatkan jumlah pasukan boneka AS dan melatihnya.
Infiltrasi mujahidin Taliban ke dalam barisan pasukan boneka Afghan dengan mengenakan seragam tentara dan polisi Afghan sungguh telah menjadi ancaman yang akan menghancur leburkan pelatihan militer palsu tersebut. Selama ini pelatihan militer itu dipakai oleh pemerintah AS sebagai justifikasi untuk mempertahankan pasukan mereka di Afghan, di tengah suara-suara rakyat AS yang makin vocal dan tuntutan mereka yang makin keras untuk mempercepat penarikan mundur pasukan AS dari Afghan.
Peter Morgan dalam kata pengantar yang ia tulis untuk program New Puzle Project di mana New US Foundation meneliti fenomena "green on blue attackss" dan menyimpulkan bahwa serangan-serangan yang sistematis ini telah menjadi problem yang serius bagi langkah-langkah AS dan NATO untuk menurunkan jumlah pasukan mereka pada dua tahun mendatang.
Mari bersama saya membayangkan, andaikata duduk persoalannya telah terbongkar oleh rakyat AS, maka media massa di AS akan menurunkan judul-judul seperti "Pajak rakyat AS digelontorkan untuk melatih Taliban", "Pengalaman perang AS disalurkan kepada Taliban melalui infiltrasi kepolisian Afghan", atau "Kita melatih siapa? Seluruh rakyat Afghan adalah Taliban".
Pesan untuk jendral boneka
Terakhir, kami sampaikan pesan dan tanggapan kepada jendral boneka. Sudah beredar luas pernyataanmu yang engkau sampaikan dari kantor kedutaan besar Afghanistan di Washington dan kemudian ditulis oleh Koran The Washington Post pada 11 April 2012. Engkau menegaskan bahwa setiap orang yang mendaftar masuk kepolisian Afghan dan mengikuti pelatihan militer AS akan diwajibkan mendapat rekomendasi dari dua orang yang telah bekerja dalam kepolisian. Itulah syarat ia diterima dalam kepolisian dan bisa mengikuti pelatihan militer AS. Langkah itu engkau terapkan guna mencegah infiltrasi mujahidin Taliban terhadap kepolisian dan tentara boneka Afghanistan.
Jangan khawatir! Seorang mujahid Taliban akan mendapatkan rekomendasi dari dua orang mujahid Taliban yang telah lebih dahulu melakukan infiltrasi dalam barisan kepolisian dan tentara boneka. Bukan hanya dua rekomendasi, ia bahkan akan mendapatkan tiga rekomendasi! Dan mereka akan melaksanakan tugas mereka dengan sempurna. Barangkali, goresan penaku ini saat ini mengolok-olok "bintang" (tanda kepangkatan) yang diletakkan oleh penjajah di pundakmu dan topi baretmu.
(muhib almajdi/arrahmah.com)
"Saya merasa terpanggil untuk membuka fakta sejarah ini, agar masyarakat dan mereka yang masih menganggap Pulau Onrust sebagai tempat dimakamkannya kartosoewiryo dapat mengetahuinya fakta sebenarnya,"Kata Fadli Zon mengawali peluncuran dan bedah buku 'Hari Terakhir Kartosoewirjo' yang ia tulis, di Taman Ismail Marzuki, Jakpus, Rabu (5/9).
Sejarawan Mohammad Iskandar menambhkan publikasi 81 foto hari-hari terakhir pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, membuka pengetahuan baru. Foto-foto itu meluruskan kontroversi yang berkembang selama ini.
Iskandar menceritakan, dirinya pernah bertemu dengan anak buah Kartosoewirjo. "Mereka bertanya karena banyak isu. Isunya kan nggak jelas, ada yang bilang ditembak dan tidak diperlakukan secara Islami," katanya
Dengan adanya foto ini, masyarakat, ungkap Iskandar dapat mengetahui secara jelas proses eksekusi mati yang dilakukan. "Ternyata (pemakaman) diperlakukan secara Islami, disalatkan. Dengan foto ini, kontroversi dan imajinasi yang mengawang-awang tersingkap," tuturnya.
Dalam foto terlihat jelas proses eksekusi yang dilakukan. Saat di kapal, Kartosoewirjo tampak dalam foto berdoa dengan dibantu seorang rohaniwan dari TNI. Usai ditembak, Kartosoewirjo juga diperiksa dokter dan dimakamkan dengan cara dikafani. Setelah dimakamkan tiang eksekusi Kartosoewirjo dibakar.
Bagi Iskandar, Kartosoewirjo adalah agen perubahan kala itu. "Dia tidak puas dengan kondisi yang ada termasuk kondisi masyarakat Islam saat itu," pungkasnya.
DI/TII gerombolan pengacau?
Ia juga menjelaskan bahwasanya, tuduhan dan anggapan masyarakat bahwa DI/TII merupakan gerombolan pengacau, disebabkan oleh penyusupan yang dilakukan oleh PKI dan mengaku-aku sebagai bagian dari DI/TII.
"Merekalah yang diduga sebagai gerombolan yang sering bersikap kasar terhadap masyarakat. Namun, saya belum bisa mengkonfirmasi nama-nama tersebut, karena sudah banyak yang meninggal" papar Iskandar.
Yayan, salah satu peneliti kehidupan kartosoewiryo membenarkan rumor yang beredar tersebut. Menurutnya, sidang Mahmilub salah seorang tokoh PKI yang pernah menjadi perwira angkatan darat mengakui bahwa ia pernah menyusupkan anggota PKI ke dalam DI/TII saat membacakan eksepsinya.
"Ketika Suparjo dituduh oleh oditur telah menaruh tentara ke dalam Dewan Revolusi, ia menyatakan bahwa ia menaruh tentara ke Dewan Revolusi bukan untuk memperkuat, tetapi untuk menikam dari dalam sebagaimana pernah ia lakukan dahulu kepada NII, nah ngaku dia" ungkap Yayan.
Tuduhan Hukum terhadap Sang Imam
Penulis buku 'Hari Terakhir Kartosoewirjo', Fadli Zon menyebut ada tiga kejahatan politik yang disangkakan pemerintah pada Kartosoewirjo. Pertama, memimpin dan mengatur penyerangan dengan maksud hendak menggulingkan pemerintah pemerintahan yang sah. Kedua, dituduh ingin memisahkan diri dari Indonesia. Dan ketiga Kartosoewirjo dituduh melakukan makar pembunuhan terhadap presiden.
"Namun, yang diakui oleh Kartosoewiryo dalam pengadilan hanya ingin mengguligkan pemerintahan, untuk keluar dari Indonesia dan membunuh presiden ia tolak" jelas Fadli.
Pengadilan militer pada 16 Agustus 1962, menjatuhkan vonis mati bagi Kartosoewirjo. Dia akhirnya ditembak mati dan dimakamkan di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu pada September 1962.
Kejadian menarik sebelum terjadinya eksekusi mati, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo memiliki permintaan khusus kepada Mahkamah Darurat Perang (Mahadper).
Sardjono Kartosoewirjo, anak bungsu Kartosoewirjo mengungkapkan, ada empat permintaan ayahnya saat itu.
Pertama, meminta bertemu dengan perwira NII terdekat, namun ditolak. Kedua, meminta eksekusi dilihat oleh perwakilan keluarga, juga ditolak. Ketiga, Kartosoewirjo minta jenazahnya dikembalikan ke keluarga dan dimakamkan di pemakaman keluarga, pun diitolak.
"Namun, permintaan terkhir yang meminta bertemu dengan keluarga dikabulkan," tutur Sardjono.
Pertemuan Kartosoewirjo dengan keluarga untuk terakhir kalinya, diisi dengan makan siang bersama. Uniknya, dalam makan siang tersebut, menu yang disajikan ialah rendang. Padahal, dalam buku tersebut dikatakan bahwa Dewi Siti Kalsum, istri Kartosoewirjo, tidak terbiasa memakan rendang.
"Karena tidak terbiasa makan rendang, istri Kartosoewirjo merasa kepedasan," tulis caption foto yang ada dalam buku.
Foto dalam buku menggambarkan Kartosoewirjo sama sekali tidak memakan rendang yang telah disediakan. Ia hanya merokok dan berbincang dengan keluarganya.
Caption foto selanjutnya menuliskan, Kartosoewirjo menikmati kopi bersama istrinya sambil bersenda gurau sejenak.
"Anak-anak Kartosoewirjo akhirnya menghabiskan hidangan yang telah disajikan, daging rendang. Setelah makan bersama, mereka melakukan foto bersama, dan terlihat Kartosoewirjo memberikan pesan terakhir," tulis Fadli Zon.
Dalam jamuan terakhir itu, selain sang istri, lima dari tujuh anak-anak Kartosoewirjo turut hadir, yakni Tahmid Basuki Rahmat, Dodo Mohammad Darda, Kartika, Komalasari, dan Danti.
Dalam foto bersama keluarga yang terakhir, mata Dewi Siti Kalsum, istri Kartosoewirjo terlihat sembab, seusai suaminya menyampaikan pesan-pesan terakhir sebelum dieksekusi mati.
Melalui koleksi 81 fotonya, Fadli Zon menuturkan sesaat menjelang eksekusi, Kartosoewirjo tampak tenang dan ikhlas tanpa sedikitpun rasa takut.
Keinginan terakhir Sang Imam
"Kematian hanyalah perpindahan ruh, dari yang berjasad kepada yang tidak," tutur Sardjono, anak bungsu Kartosoewirjo, menceritakan pesan terakhir ayahnya.
Menurut Sarjono, Pada detik-detik terakhir, Ketua Mahkamah Darurat Perang (Mahadper) menyatakan dan menawarkan bahwa ia berhak memenuhi permintaan terakhir Kartosoewiryo sebelum dieksekusi, meskipun permintaan tersebut berupa keinginan pergi keluar negeri atau ke pelosok Amerika asalkan tidak ada unsur persoalan politik, akan Maahadper luluskan.
"Tetapi, bapak hanya meminta ke mereka (Mahadper), Saya ingin segera bertemu Allah, karena saya ingin segera tahu, apakah selama ini kebijakan yang saya jalankan sudah benar dan di terima oleh Allah" jelas Sarjono menirukan perkataan orang tuanya.
Sarjono pun, menaruh kekaguman yang besar kepada ayahandanya tersebut, sebab didetik-detik akhir hidupnya, tetap tegar dan hanya menginginkan suatu hal yang sederhana, segera bertemu dengan Allah. Semoga Allah menerima segala amal ibadah pejuang Islam Imam Kartosoewiryo. Amien.
(bilal/arrahmah.com)
Menurut ia, kata Syiah Zaidiyah berasal dari nama Zaid Bin Ali Bin Husein Bin Ali Bin Abu Thalib. Zaid cicit dari Ali Bin Abu Thalib Ra.
Pada faktanya Zaid bukanlah seorang Syiah. Ia penganut Ahlussunnah yang baik. Pada masa kekhalifahan Umawiyyah, tepatnya saat umat Islam dipimpin Khalifah Nisab Ibnu Abdul Malik, terjadi pemberontakan terhadap Khalifah. Hal ini karena kondisi ketidakadilan pada masa itu.
"Saat itu tidak ada fikroh-fikroh dalam Syiah. Syiah itu hanya satu, yaitu Syiah saja. Syiah yang mengagungkan Ali Bin Abu Thalib ra dan melaknat dan mengkafirkan para sahabat lainnya. Kaum ini cukup banyak, salah satunya di Irak," jelas Shaikh Mahir dalam kajian Islam di Masjid Muhammad Ramadhan, Bekasi Selatan, Ahad (2/9) dikutip hidayatullah.com.
Merasa ia keturunan Ali Bin Abu Thalib ra, Zaid lantas pergi ke Irak untuk mencari dukungan dari kalangan Syiah di sana. Setelah melakukan lobi di Iraq, kalangan Syiah pun setuju untuk membantu Zaid. Adapun kesepakatan kerjasama itu adalah Zaid harus melaknat Abu Bakar As Shidiq ra dan Umar Bin Khatab Ra. Mendengar permintaan itu Zaid sebagai seorang ahlussunnah menolak melakukannya.
Dari situlah muncul kata Rafidhoh, dari kata Rafado (menolak), karena Syiah saat itu menolak membantu Zaid. Di sisi lain ulama-ulama Syiah menjadikan Zaid sebagai tokoh Syiah Zaidiyah, walaupun ia seorang Ahlussunnah.
Pada kenyataannya Syiah Zaidiyah hanya ungkapan yang dibuat oleh kalangan Syiah. Gagasan Zaidiyah merupakan manuver politik Syiah untuk mengelabui Ahlussunnah.
Gambaran Zaidiyah sebagai kelompok yang masih sama dengan Ahlussunah, justru sangat menguntungkan pola taqiyah (berbohong) dari kalangan Syiah Rafidhoh. Kebanyakan Syiah Rafidhoh dan golongan Syiah lainnya akan mengaku Zaidiyah ketika posisi mereka lemah. Ketika mereka kuat, maka mereka akan menampakkan wujud aslinya dalam menghina sahabat, bahkan membantai Ahlussunnah wal jamaah.
"Tidak ada Syiah yang tidak menghina sahabat. Tidak ada Syiah yang tidak memiliki misi untuk menghancurkan Ahlussunnah. Semua Syiah adalah satu, (mereka semua) adalah sama, apapun perbedaan nama di antara mereka," tegas Shaikh Mahir .
Shaikh Mahir juga menambahkan, kelompok Syiah memang selalu membuat masalah dan kekisruhan dalam sejarah Islam. Hal-hal seperti di Suriah hingga di belahan bumi manapun mengenai pengkhianatan Syiah, sudah dimulai lama, bahkan dari zaman Umawiyah, Abbasiyah hingga zaman Ustmaniah.
"Mereka pernah menjual umat Islam kepada bangsa Mongol dan Romawi. Pada era modern mereka menjualnya kepada Zionis-Yahudi hingga hancurnya kekhalifahan Turki Utsmaniyah," katanya. (bilal/arrahmah.com)