Kepada Yth.
Bapak Presiden Republik Indonesia dan Aparatur NKRI
Di Bumi Allah
Semoga hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan menyertai kalian,
Segala puji hanya milik Allah. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW tercurah juga kepada keluarga beliau SAW dan kepada orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau SAW.
Melalui lembar duta ini, kami menyampaikan beberapa pesan yang berangkat dari ketulusan hati kami sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kebaikan NKRI, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai sebuah nasihat atau tuntutan agar Bapak Presiden dan seluruh aparatur negara bersama seluruh warga negara Indonesia berserah diri kepada Allah dengan penuh ketundukan. Dan kami berharap agar tulisan ini memuat seruan yang paling baik di sisi Allah yakni muatan seruan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah SWT, mengerjakan amal yang shalih atau berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (Qs. Fushshilat 32).
Adapun pesan-pesan yang ingin kami sampaikan tersebut adalah:
1. Hentikan Penzaliman terhadap Mujahidin
Saat ini kami sedang terzalimi dibalik jeruji yang kalian buat. Dan imbasnya, saat ini pula istri, anak-anak, orang tua, dan saudara-saudara kami ikut terlantar dan terzalimi. Padahal kami yang kalian tangkap, kemudian kalian siksa melalui tangan Densus 88 hingga akhirnya kalian jebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan teroris ini sejatinya hanya sekedar melaksanakan perintah Allah SWT, yang bermakna ibadah bagi kami, yakni perintah Allah untuk merealisasikan ibadah I’dad (latihan militer).
Perintah I’dad itu tercantum sangat jelas dalam firman-Nya: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir) dengan kekuatan yang kamu miliki…” (Qs Al-Anfal 60).
Dan I’dad (latihan militer) tersebut kami lakukan dengan tujuan ibadah pula, yakni membela saudara-saudara Muslim kami yang tertindas di Palestina oleh kekejaman Zionis Yahudi laknatullah ‘alaih. Dan tujuan ini pun diperintahkan Allah SWT dalam ayat-Nya:
“Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah SWT dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu” (Qs An Nisa’ 75).
Bukankah negeri ini menjamin penduduknya untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya? Bukankah tragedi Marmara adalah bukti bahwa masalah Palestina adalah tragedi kemanusiaan bagi penganut agama Nasionalis sekalipun?!
Wahai hamba-hamba Allah SWT, Bapak Presiden dan pihak-pihak terlibat dalam penzaliman terhadap kami dan menelantarkan anak-anak, istri, orang tua dan saudara-saudara kami!
Kami memang tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa, serta tidak mampu berbuat banyak ketika menerima perlakuan zalim dari kalian. Akan tetapi kami mempunyai Allah SWT, Dialah sebaik-baik tempat bersandar dari segala urusan kami. Kelak kami akan menuntut kalian di hadapan Allah SWT dari setiap kezaliman yang kalian timpakan kepada kami dan kepada anak-anak, istri, dan orang tua serta saudara-saudara kami dari sebab penerapan jerat-jerat hukum kalian yang berserikat dengan ‘pesanan Amerika’, Negara Kafir Salibis, musuh Allah SWT. Kami akan menuntut kalian semua di hadapan Allah SWT.
“Sesungguhnya orang-orang yang menimpakan fitnah (menangkap, menyiksa, membunuh, memenjarakan) orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka mereka akan mendapatkan azab Jahanam dan akan memperoleh azab yang membakar” (Qs Al-Buruj 10).
2. Tinggalkan Agama Nasionalisme
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Mengapa kalian memenjarakan dan menzalimi kami yang ingin membela saudara muslim kami yang tertindas di bumi Palestina? Jawaban apakah yang kalian siapkan seandainya kelak Allah meminta pertanggungjawaban kalian atas penentangan kalian terhadap syariat Allah dalam perkara ini?
Untuk itu tingggalkanlah agama nasionalis ini! Karena penerapannya hanya akan mengkotak-kotakkan umat Islam dengan sekat-sekat teritorial. Kalian menyebut non muslim sekalipun dengan sebutan saudara sebangsa dan setanah air, sementara saudara muslim yang di Palestina kalian biarkan mengalir air mata dan darahnya. Ironinya, kami umat Islam yang ingin membela kaum yang tertindas itu kalian tangkap dan kalian penjarakan.
Dan agama nasionalis pula yang menyebabkan negeri ini berseteru dengan jirannya yang juga mayoritas muslim. Gara-gara klaim sepetak bumi yang hakikatnya adalah milik Allah untuk hamba-hamba-Nya yang bernama Ambalat. Sungguh ironis, militer kalian memberangus para pejuang syariat Allah semenjak era Soekarno, dan tidak tergerak untuk membela kaum muslimin yang dibantai di Palestina, Afganistan, Iraq, Somalia, Suriah, dan Rohinggya.
Duhai, bagaimanakah nasib kalian kelak di hadapan Allah?!
3. Terapkan Syariat Allah Secara Kaffah
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Kami menyerukan agar penyelenggara negara mengajak seluruh kaum muslimin di negeri ini untuk beribadah kepada Allah, menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, dengan menerapkan syariat Allah dalam semua aspek kehidupan.
Kalian telah mengetahui bahwa Allahlah satu-satunya Rabb (Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pemberi Rezeki, dan yang Paling berhak untuk ditaati). Akan tetapi, kalian telah melampaui batas hingga berubah menjadi thaghut yang menantang Allah dengan menandingi syariat-Nya. Kalian berani mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan Allah. Kalian berani mencampakkan syariat Allah dan menerapkan syariat buatan kalian.
Penduduk negeri ini kalian izinkan rukuk dan sujud kepada Allah. Namun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kalian paksa mereka mentaati syariat kalian. Akhirnya rakyat negeri ini beribadah kepada Allah dan beribadah pula kepada thaghut (sosok kalian).
Tidakkah kalian menyadari bahwa di dalam syariat buatan itu kalian menyuburkan riba perbankan, memungut pajak prostitusi dan miras, melestarikan budaya kesyirikan di Tengger, Borobudur, Ngaben, Larung tumpeng, Asmat, Sekaten, dan membanggakan budaya telanjang berkedok wisata di Bali. Kalian hapus sanksi hukum potong tangan dan rajam tanpa merasa bersalah sama sekali!
Kapan lagi kalian sadar dan bertaubat serta menerapkan syariat Allah?! Janganlah kalian rampas hak membuat syariat dan hak untuk ditaati dan diibdahi dalam perkara-perkara yang telah baku dalam Islam, yang mana kedua hal tersebut adalah mutlak menjadi hak Allah Ta’ala!
Terapkanlah syariat Allah dengan kaffah (menyeluruh), dan janganlah mengambil sebagian syariat dan mencampakkan sebagiannya. Sikap ini hanya akan mendatangkan kehinaan dan azab yang pedih dari Allah. Perhatikan ancaman Allah dalam firman-Nya:
“… Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian, kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat nanti mereka akan dikembalikan kepada siksa yang sangat berat…” (Qs Al-Baqarah 85).
Janganlah menerapkan syariat Islam hanya sebatas nuansa yang hanya sedikit mewarnai sistem atau ajaran Pancasila, nasionalis sekuler, demokrasi, pluralis, liberalis, kapitalis, atau sosialis, karena Allah telah berfirman:
“Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah, dan kalimat Allah (Islam) itulah yang tinggi…” (Qs At-Taubah 40).
4. Jadikan Syariat Islam sebagai Sumber Segala Sumber Hukum!
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Takutlah kepada Allah, tinggalkan ideologi yang menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, karena hal itu hanyalah dusta. Kembalilah kepada sumber dari segala sumber hukum yang sebenarnya yakni syariat Islam (Al-Qur’an dan Sunnah). Tinggalkanlah ajaran atau ideologi liberalis kapitalis, nasionalis, demokrasi, dan sekuler, karena semua ideologi tersebut bersumber dari hawa nafsu yang akan melahirkan kerusakan ketika diterapkan. Mengenai hal ini Allah berfirman:
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini dan semuanya yang ada didalamnya. Sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka (Al-Qur’an) tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (Qs Al-Mu’minun 71).
Kami yakin bahwa kalian akan membenarkan perkataan kami manakala kami mengatakan bahwa Allah tidaklah menciptakan kita dengan main-main, dan Syariat Allah pun diturunkan bukan untuk dipermainkan.
Wahai hamba Allah!
Kapan lagi kalian mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan? Kapan lagi kalian mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk mentaati Allah dengan sepenuh ketundukan? Apakah dalam kondisi tidak menerapkan syariat Allah seperti ini, lantas tiba-tiba Allah mewafatkan kalian, maka kalian akan selamat di sisi Allah? Bertaubatlah, sungguh Allah benar-benar Maha Pengampun dan Maha Penyayang!
5. Tinggalkanlah Agama Sesat Demokrasi
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah agama sesat demokrasi yang menentang ajaran Islam, karena dari demokrasi ini lahir parlemen yang membuat syariat, padahal Syariat Allah telah turun, lengkap dan sempurna. Seandainya syariat ini perlu penyempurnaan, atau perubahan, atau perbaikan, sudah barang tentu Allah akan menurunkan nabi baru, padahal Rasulullah SAW adalah Nabi yang terakhir, dan Islam benar-benar telah sempurna.
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Kuridhai Islam menjadi aturan hidup bagimu…” (Qs Al-maidah 3).
Dan kalian pun tentu tahu bahwa di dalam ajaran demokrasi dagangan Amerika ini terdapat doktrin kafir yang sangat berbahaya, yakni “suara rakyat adalah suara tuhan”. Doktrin ini bukan hanya kata-kata kosong tanpa makna, akan tetapi benar-benar dipraktikkan dengan kesungguhan. Doktrin ini benar-benar mendaulat rakyat sebagai tuhan, dan disematkan pula pada tuhan-tuhan rakyat ini dengan manfaat yang hanya layak disandang oleh Allah yakni, Kedaulatan (yang kalian sifati dengan sifat: asli, tertinggi dan tak terbagi-bagi) yang tertinggi ada di tangan rakyat.
Subhanallah!! Maha Suci Allah dari apa yang kalian persekutukan! Lantaran dengan keyakinan ini, kalian anggap apa?
Bapak Presiden dan seluruh aparatur NKRI,
Semoga hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan kalian. Seharusnya akal sehat dan nurani kalian memberontak ketika suara rakyat yang majemuk latar belakang, keyakinan, dan agamanya, serta tidak bisa lepas dari hawa nafsu dan bisikan syaitan lebih kalian taati sebagai tuhan, sedangkan syariat Allah yang merupakan firman-Nya justru kalian campakkan. Dan lebih dari itu, Allah telah menjelaskan bahwa suara rakyat adalah menyesatkan dari jalan Allah.
“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs Al-An’am 116).
6. Terapkan Syariat, Tinggalkanlah Faham Pluralis
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah ajaran pluralis, cukuplah beberapa ayat ini sebagai peringatan:
“Barang siapa mencari din (Agama) selain Islam, maka tidaklah akan diterima agama itu daripadanya, dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi” (Qs Ali Imran 85)
“Sesungguhnya Agama yang di sisi Allah hanyalah Islam…” (Qs Ali Imran 19).
“Maka apakah mereka akan mencari Agama yang lain selain Agama Allah, padahal apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya (baik) dengan suka atau terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?” (Qs Ali Imran 83)
“Sungguh telah kafirlah orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putra Maryam…” (Qs Al-Ma’idah 17 & 72)
“Sungguh telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga…” (Qs Al-Ma’idah 73).
Wahai hama-hamba Allah, Bapak Presiden dan aparatur NKRI,
Terapkanlah syariat Allah di negeri mayoritas Muslim ini, supaya Allah meridhai dan merahmati kalian dan negeri ini, agar Allah menurunkan berkah dari langit dan menumbuhkannya dari bumi.
Terapkanlah syariat Allah agar kalian selamat dan menjadi ringan urusan kalian kelak di akhirat nanti. Jangan sampai seluruh penduduk negeri ini kelak menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kalian adalah orang-orang yang enggan dengan syariat-Nya, enggan untuk tunduk patuh melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, justru menghasung orang-orang untuk menjunjung tinggi undang-undang (syariat) buatan kalian yang sebagian besarnya menyelisihi Syariat Allah dan atau tidak bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya, serta memusuhi para pejuang syariat Allah!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Coba renungkan, seandainya Allah mewafatkan kalian dalam keadaan kalian enggan terhadap syariat-Nya, maka apakah kalian yakin bahwa Allah akan ridha dan tidak murka kepada kalian? Bukankah kematian itu pasti akan terjadi dan kehidupan akhirat adalah benar adanya? Apakah tuhan-tuhan orang Nasrani, Hindu, Budha dan Konghucu yang kesemuanya kalian anggap benar (pluralis) nanti akan bersekutu untuk menyelamatkan kalian dari murka Allah? Apakah rakyat yang kalian nobatkan sebagai tuhan, dan Pancasila yang kalian anggap sakti dan dengan jiwa raga kalian bela, nantinya akan mampu menyelamatkan kalian dari azab Allah? Ataukah kalian meyakini bahwa tuhan rakyat dan si sakti Pancasila memiliki surga hingga kalian masuk ke dalamnya, sementara kami masuk nerakanya karena kami ingin merongrongnya dan mengusung tegaknya Syariat Allah di Negeri ini?
Semoga Allah mengaruniai kami keteguhan, kesabaran, dan keikhlasan seandainya kalian menghukum mati kami karena adanya seruan ini!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Kami yang ingin mengajak kalian untuk mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan, maka kamikah yang benar? Ataukah kalian yang mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk menghalangi tegaknya syariat Allah dan lebih suka dengan syariat tandingan (bahkan sebagiannya adalah syariat warisan penjajah Belanda yang kafir) yang kelak akan selamat di sisi Allah?
Wahai hamba-hamba Allah,
Takutlah kalian kepada Allah! Ketahuilah bahwa kekuasaan adalah fitnah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Takutlah kalian kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin parah di negeri ini! Lapindo, tsunami, tanah longsor, gempa, banjir, gunung meletus. Tidaklah mustahil langit dan bumi mengutuk dan murka kepada manusia-manusia sombong yang berani menantang Penciptanya!
Takutlah kalian kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin meningkat di negeri ini! Korupsi, kriminalitas, dekadensi moral, kezaliman, ketidakadilan, sogok, suap, hilangnya keamanan dan kesejahteraan, kemiskinan, dan penjara yang senantiasa penuh! Kembalilah kepada Allah dengan berserah diri kepada-Nya dan dengan menjalankan Syariat-Nya dengan penuh ketundukan! Yakinlah bahwa Syariat Allah adalah solusi dari keterpurukan, dan alternatif terbaik untuk diterapkan di negeri ini yang majemuk suku, agama, dan rasnya sekalipun!!! Apakah kalian ragu bahwa Allah Maha Kuasa mengatur makhluk-Nya? Apakah kalian merasa lebih mampu daripada Allah? Ya Allah, lapangkanlah dada mereka untuk taat kepada-Mu!
Wahai hamba-hamba Allah,
Kalau kami yang ingin mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan ini kalian anggap tidak layak tinggal di NKRI, maka bukankah kalian yang enggan untuk taat kepada Allah adalah lebih tidak layak tinggal di kolong langit (kerajaan Allah)? Dan kalau kalian benar-benar menjatuhkan hukuman mati atas kami dari sebab seruan ini, maka sesungguhnya kami telah memohon kesyahidan (mati syahid) kepada Allah lantaran penolakan kalian terhadap seruan ini.
Dan seruan terakhir kami adalah, tinggalkanlah loyalitas kalian kepada para musuh Allah, teroris sejati, dan manusia kera dan babi yakni Amerika dan sekutunya yang hingga saat ini tangan-tangannya masih saja berlumuran dengan darah kaum Muslimin!!!
“Kamu tidak akan menjumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya…” (Qs Al-Mujadilah 22).
LP Cipinang, Sabtu 14 Syawal 1433 H
Al-Faqir Ilallah:
1. Usyaq As-Syuhadah Rahmadi Nowo Kuncoro
2. Abdullah Sonata
3. Badru Adi Munadi
4. Kurnia Widodo
5. Tanjung Fahrur Rozi
6. Abu Haekal Bakhti Rasna
Sumber: voa-islam.com