Sesungguhnya mayat di dalam kubur akan melewati beberapa fase perubahan, dan inilah fase-fase sejak malam pertama masuk ke kuburan hingga 25 tahun setelahnya.
sumber:jurnalhajiumroh/republika
“Tidak akan diterima shalat wanita baligh kecuali yang menggunakan khimar (Hijab)” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
Kepada Yth.
Bapak Presiden Republik Indonesia dan Aparatur NKRI
Di Bumi Allah
Semoga hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan menyertai kalian,
Segala puji hanya milik Allah. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW tercurah juga kepada keluarga beliau SAW dan kepada orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau SAW.
Melalui lembar duta ini, kami menyampaikan beberapa pesan yang berangkat dari ketulusan hati kami sebagai bentuk kepedulian kami terhadap kebaikan NKRI, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai sebuah nasihat atau tuntutan agar Bapak Presiden dan seluruh aparatur negara bersama seluruh warga negara Indonesia berserah diri kepada Allah dengan penuh ketundukan. Dan kami berharap agar tulisan ini memuat seruan yang paling baik di sisi Allah yakni muatan seruan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah SWT, mengerjakan amal yang shalih atau berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (Qs. Fushshilat 32).
Adapun pesan-pesan yang ingin kami sampaikan tersebut adalah:
Saat ini kami sedang terzalimi dibalik jeruji yang kalian buat. Dan imbasnya, saat ini pula istri, anak-anak, orang tua, dan saudara-saudara kami ikut terlantar dan terzalimi. Padahal kami yang kalian tangkap, kemudian kalian siksa melalui tangan Densus 88 hingga akhirnya kalian jebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan teroris ini sejatinya hanya sekedar melaksanakan perintah Allah SWT, yang bermakna ibadah bagi kami, yakni perintah Allah untuk merealisasikan ibadah I’dad (latihan militer).
Perintah I’dad itu tercantum sangat jelas dalam firman-Nya: “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir) dengan kekuatan yang kamu miliki…” (Qs Al-Anfal 60).
Dan I’dad (latihan militer) tersebut kami lakukan dengan tujuan ibadah pula, yakni membela saudara-saudara Muslim kami yang tertindas di Palestina oleh kekejaman Zionis Yahudi laknatullah ‘alaih. Dan tujuan ini pun diperintahkan Allah SWT dalam ayat-Nya:
“Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah SWT dan (membela) orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini yang zalim penduduknya. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu dan berilah kami penolong dari sisi-Mu” (Qs An Nisa’ 75).
Bukankah negeri ini menjamin penduduknya untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya? Bukankah tragedi Marmara adalah bukti bahwa masalah Palestina adalah tragedi kemanusiaan bagi penganut agama Nasionalis sekalipun?!
Wahai hamba-hamba Allah SWT, Bapak Presiden dan pihak-pihak terlibat dalam penzaliman terhadap kami dan menelantarkan anak-anak, istri, orang tua dan saudara-saudara kami!
Kami memang tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa, serta tidak mampu berbuat banyak ketika menerima perlakuan zalim dari kalian. Akan tetapi kami mempunyai Allah SWT, Dialah sebaik-baik tempat bersandar dari segala urusan kami. Kelak kami akan menuntut kalian di hadapan Allah SWT dari setiap kezaliman yang kalian timpakan kepada kami dan kepada anak-anak, istri, dan orang tua serta saudara-saudara kami dari sebab penerapan jerat-jerat hukum kalian yang berserikat dengan ‘pesanan Amerika’, Negara Kafir Salibis, musuh Allah SWT. Kami akan menuntut kalian semua di hadapan Allah SWT.
“Sesungguhnya orang-orang yang menimpakan fitnah (menangkap, menyiksa, membunuh, memenjarakan) orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertaubat, maka mereka akan mendapatkan azab Jahanam dan akan memperoleh azab yang membakar” (Qs Al-Buruj 10).
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Mengapa kalian memenjarakan dan menzalimi kami yang ingin membela saudara muslim kami yang tertindas di bumi Palestina? Jawaban apakah yang kalian siapkan seandainya kelak Allah meminta pertanggungjawaban kalian atas penentangan kalian terhadap syariat Allah dalam perkara ini?
Untuk itu tingggalkanlah agama nasionalis ini! Karena penerapannya hanya akan mengkotak-kotakkan umat Islam dengan sekat-sekat teritorial. Kalian menyebut non muslim sekalipun dengan sebutan saudara sebangsa dan setanah air, sementara saudara muslim yang di Palestina kalian biarkan mengalir air mata dan darahnya. Ironinya, kami umat Islam yang ingin membela kaum yang tertindas itu kalian tangkap dan kalian penjarakan.
Dan agama nasionalis pula yang menyebabkan negeri ini berseteru dengan jirannya yang juga mayoritas muslim. Gara-gara klaim sepetak bumi yang hakikatnya adalah milik Allah untuk hamba-hamba-Nya yang bernama Ambalat. Sungguh ironis, militer kalian memberangus para pejuang syariat Allah semenjak era Soekarno, dan tidak tergerak untuk membela kaum muslimin yang dibantai di Palestina, Afganistan, Iraq, Somalia, Suriah, dan Rohinggya.
Duhai, bagaimanakah nasib kalian kelak di hadapan Allah?!
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Kami menyerukan agar penyelenggara negara mengajak seluruh kaum muslimin di negeri ini untuk beribadah kepada Allah, menaati perintah dan menjauhi larangan-Nya, dengan menerapkan syariat Allah dalam semua aspek kehidupan.
Kalian telah mengetahui bahwa Allahlah satu-satunya Rabb (Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pemberi Rezeki, dan yang Paling berhak untuk ditaati). Akan tetapi, kalian telah melampaui batas hingga berubah menjadi thaghut yang menantang Allah dengan menandingi syariat-Nya. Kalian berani mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan Allah. Kalian berani mencampakkan syariat Allah dan menerapkan syariat buatan kalian.
Penduduk negeri ini kalian izinkan rukuk dan sujud kepada Allah. Namun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kalian paksa mereka mentaati syariat kalian. Akhirnya rakyat negeri ini beribadah kepada Allah dan beribadah pula kepada thaghut (sosok kalian).
Tidakkah kalian menyadari bahwa di dalam syariat buatan itu kalian menyuburkan riba perbankan, memungut pajak prostitusi dan miras, melestarikan budaya kesyirikan di Tengger, Borobudur, Ngaben, Larung tumpeng, Asmat, Sekaten, dan membanggakan budaya telanjang berkedok wisata di Bali. Kalian hapus sanksi hukum potong tangan dan rajam tanpa merasa bersalah sama sekali!
Kapan lagi kalian sadar dan bertaubat serta menerapkan syariat Allah?! Janganlah kalian rampas hak membuat syariat dan hak untuk ditaati dan diibdahi dalam perkara-perkara yang telah baku dalam Islam, yang mana kedua hal tersebut adalah mutlak menjadi hak Allah Ta’ala!
Terapkanlah syariat Allah dengan kaffah (menyeluruh), dan janganlah mengambil sebagian syariat dan mencampakkan sebagiannya. Sikap ini hanya akan mendatangkan kehinaan dan azab yang pedih dari Allah. Perhatikan ancaman Allah dalam firman-Nya:
“… Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kalian, kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat nanti mereka akan dikembalikan kepada siksa yang sangat berat…” (Qs Al-Baqarah 85).
Janganlah menerapkan syariat Islam hanya sebatas nuansa yang hanya sedikit mewarnai sistem atau ajaran Pancasila, nasionalis sekuler, demokrasi, pluralis, liberalis, kapitalis, atau sosialis, karena Allah telah berfirman:
“Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah, dan kalimat Allah (Islam) itulah yang tinggi…” (Qs At-Taubah 40).
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Takutlah kepada Allah, tinggalkan ideologi yang menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, karena hal itu hanyalah dusta. Kembalilah kepada sumber dari segala sumber hukum yang sebenarnya yakni syariat Islam (Al-Qur’an dan Sunnah). Tinggalkanlah ajaran atau ideologi liberalis kapitalis, nasionalis, demokrasi, dan sekuler, karena semua ideologi tersebut bersumber dari hawa nafsu yang akan melahirkan kerusakan ketika diterapkan. Mengenai hal ini Allah berfirman:
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini dan semuanya yang ada didalamnya. Sebenarnya kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka (Al-Qur’an) tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (Qs Al-Mu’minun 71).
Kami yakin bahwa kalian akan membenarkan perkataan kami manakala kami mengatakan bahwa Allah tidaklah menciptakan kita dengan main-main, dan Syariat Allah pun diturunkan bukan untuk dipermainkan.
Wahai hamba Allah!
Kapan lagi kalian mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan? Kapan lagi kalian mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk mentaati Allah dengan sepenuh ketundukan? Apakah dalam kondisi tidak menerapkan syariat Allah seperti ini, lantas tiba-tiba Allah mewafatkan kalian, maka kalian akan selamat di sisi Allah? Bertaubatlah, sungguh Allah benar-benar Maha Pengampun dan Maha Penyayang!
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah agama sesat demokrasi yang menentang ajaran Islam, karena dari demokrasi ini lahir parlemen yang membuat syariat, padahal Syariat Allah telah turun, lengkap dan sempurna. Seandainya syariat ini perlu penyempurnaan, atau perubahan, atau perbaikan, sudah barang tentu Allah akan menurunkan nabi baru, padahal Rasulullah SAW adalah Nabi yang terakhir, dan Islam benar-benar telah sempurna.
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Kuridhai Islam menjadi aturan hidup bagimu…” (Qs Al-maidah 3).
Dan kalian pun tentu tahu bahwa di dalam ajaran demokrasi dagangan Amerika ini terdapat doktrin kafir yang sangat berbahaya, yakni “suara rakyat adalah suara tuhan”. Doktrin ini bukan hanya kata-kata kosong tanpa makna, akan tetapi benar-benar dipraktikkan dengan kesungguhan. Doktrin ini benar-benar mendaulat rakyat sebagai tuhan, dan disematkan pula pada tuhan-tuhan rakyat ini dengan manfaat yang hanya layak disandang oleh Allah yakni, Kedaulatan (yang kalian sifati dengan sifat: asli, tertinggi dan tak terbagi-bagi) yang tertinggi ada di tangan rakyat.
Subhanallah!! Maha Suci Allah dari apa yang kalian persekutukan! Lantaran dengan keyakinan ini, kalian anggap apa?
Bapak Presiden dan seluruh aparatur NKRI,
Semoga hidayah Allah senantiasa menyertai kami dan kalian. Seharusnya akal sehat dan nurani kalian memberontak ketika suara rakyat yang majemuk latar belakang, keyakinan, dan agamanya, serta tidak bisa lepas dari hawa nafsu dan bisikan syaitan lebih kalian taati sebagai tuhan, sedangkan syariat Allah yang merupakan firman-Nya justru kalian campakkan. Dan lebih dari itu, Allah telah menjelaskan bahwa suara rakyat adalah menyesatkan dari jalan Allah.
“Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (Qs Al-An’am 116).
Bapak Presiden dan Aparatur NKRI,
Tinggalkanlah ajaran pluralis, cukuplah beberapa ayat ini sebagai peringatan:
“Barang siapa mencari din (Agama) selain Islam, maka tidaklah akan diterima agama itu daripadanya, dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi” (Qs Ali Imran 85)
“Sesungguhnya Agama yang di sisi Allah hanyalah Islam…” (Qs Ali Imran 19).
“Maka apakah mereka akan mencari Agama yang lain selain Agama Allah, padahal apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya (baik) dengan suka atau terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?” (Qs Ali Imran 83)
“Sungguh telah kafirlah orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putra Maryam…” (Qs Al-Ma’idah 17 & 72)
“Sungguh telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga…” (Qs Al-Ma’idah 73).
Wahai hama-hamba Allah, Bapak Presiden dan aparatur NKRI,
Terapkanlah syariat Allah di negeri mayoritas Muslim ini, supaya Allah meridhai dan merahmati kalian dan negeri ini, agar Allah menurunkan berkah dari langit dan menumbuhkannya dari bumi.
Terapkanlah syariat Allah agar kalian selamat dan menjadi ringan urusan kalian kelak di akhirat nanti. Jangan sampai seluruh penduduk negeri ini kelak menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kalian adalah orang-orang yang enggan dengan syariat-Nya, enggan untuk tunduk patuh melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, justru menghasung orang-orang untuk menjunjung tinggi undang-undang (syariat) buatan kalian yang sebagian besarnya menyelisihi Syariat Allah dan atau tidak bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya, serta memusuhi para pejuang syariat Allah!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Coba renungkan, seandainya Allah mewafatkan kalian dalam keadaan kalian enggan terhadap syariat-Nya, maka apakah kalian yakin bahwa Allah akan ridha dan tidak murka kepada kalian? Bukankah kematian itu pasti akan terjadi dan kehidupan akhirat adalah benar adanya? Apakah tuhan-tuhan orang Nasrani, Hindu, Budha dan Konghucu yang kesemuanya kalian anggap benar (pluralis) nanti akan bersekutu untuk menyelamatkan kalian dari murka Allah? Apakah rakyat yang kalian nobatkan sebagai tuhan, dan Pancasila yang kalian anggap sakti dan dengan jiwa raga kalian bela, nantinya akan mampu menyelamatkan kalian dari azab Allah? Ataukah kalian meyakini bahwa tuhan rakyat dan si sakti Pancasila memiliki surga hingga kalian masuk ke dalamnya, sementara kami masuk nerakanya karena kami ingin merongrongnya dan mengusung tegaknya Syariat Allah di Negeri ini?
Semoga Allah mengaruniai kami keteguhan, kesabaran, dan keikhlasan seandainya kalian menghukum mati kami karena adanya seruan ini!!!
Wahai hamba-hamba Allah,
Kami yang ingin mengajak kalian untuk mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan, maka kamikah yang benar? Ataukah kalian yang mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk menghalangi tegaknya syariat Allah dan lebih suka dengan syariat tandingan (bahkan sebagiannya adalah syariat warisan penjajah Belanda yang kafir) yang kelak akan selamat di sisi Allah?
Wahai hamba-hamba Allah,
Takutlah kalian kepada Allah! Ketahuilah bahwa kekuasaan adalah fitnah yang kelak akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Takutlah kalian kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin parah di negeri ini! Lapindo, tsunami, tanah longsor, gempa, banjir, gunung meletus. Tidaklah mustahil langit dan bumi mengutuk dan murka kepada manusia-manusia sombong yang berani menantang Penciptanya!
Takutlah kalian kepada Allah! Lihatlah kerusakan yang semakin meningkat di negeri ini! Korupsi, kriminalitas, dekadensi moral, kezaliman, ketidakadilan, sogok, suap, hilangnya keamanan dan kesejahteraan, kemiskinan, dan penjara yang senantiasa penuh! Kembalilah kepada Allah dengan berserah diri kepada-Nya dan dengan menjalankan Syariat-Nya dengan penuh ketundukan! Yakinlah bahwa Syariat Allah adalah solusi dari keterpurukan, dan alternatif terbaik untuk diterapkan di negeri ini yang majemuk suku, agama, dan rasnya sekalipun!!! Apakah kalian ragu bahwa Allah Maha Kuasa mengatur makhluk-Nya? Apakah kalian merasa lebih mampu daripada Allah? Ya Allah, lapangkanlah dada mereka untuk taat kepada-Mu!
Wahai hamba-hamba Allah,
Kalau kami yang ingin mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan ini kalian anggap tidak layak tinggal di NKRI, maka bukankah kalian yang enggan untuk taat kepada Allah adalah lebih tidak layak tinggal di kolong langit (kerajaan Allah)? Dan kalau kalian benar-benar menjatuhkan hukuman mati atas kami dari sebab seruan ini, maka sesungguhnya kami telah memohon kesyahidan (mati syahid) kepada Allah lantaran penolakan kalian terhadap seruan ini.
Dan seruan terakhir kami adalah, tinggalkanlah loyalitas kalian kepada para musuh Allah, teroris sejati, dan manusia kera dan babi yakni Amerika dan sekutunya yang hingga saat ini tangan-tangannya masih saja berlumuran dengan darah kaum Muslimin!!!
“Kamu tidak akan menjumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya…” (Qs Al-Mujadilah 22).
LP Cipinang, Sabtu 14 Syawal 1433 H
Al-Faqir Ilallah:
1. Usyaq As-Syuhadah Rahmadi Nowo Kuncoro
2. Abdullah Sonata
3. Badru Adi Munadi
4. Kurnia Widodo
5. Tanjung Fahrur Rozi
6. Abu Haekal Bakhti Rasna
BEKASI (voa-islam.com) - Dalam kuliah umum Majelis Ilmu Ar Royyan, Jerry D. Gray mengungkap sebuah fenomena yang jarang dibicarakan oleh para pengamat Zionisme.
Meski sudah banyak analisa yang mengungkap simbol-simbol di balik pecahan mata uang Amerika Serikat 1 US Dollar, namun mengapa dollar masih terus dicintai oleh kebanyakan orang.
“American government sudah bangkrut, tapi kenapa di dunia cinta dollar?” ujar muallaf mantan anggota United States Air Force (USAF) tahun 1978-1982 ini, pada Ahad (9/9/2012).
Ia mengatakan bahwa pemerintah AS telah menekan pemerintah Indonesia demikian pula negara-negara di timur tengah, Afrika, Amerika Selatan dan yang lainnya demi dollar. Padahal saat ini Amerika membayar hutang miliaran dollar tapi tak punya cukup emas, jadi sebenarnya US Dollar sudah tak lagi berharga.
Menurut Jerry D. Gray ada dua faktor mengapa masyarakat dunia saat ini masih mencintai dollar. “Kenapa kita cinta dollar? Satu, paksaan dari economic hitman Amerika. Kedua, pakai sihir,” ungkap penulis buku American Shadow Government tersebut.
Pria kelahiran Jerman, 24 September 1960 ini mengatakan, gambar yang tertera pada pecahan 1 US$ atau United States One-Dollar Bill adalah Presiden pertama Amerika Serikat George Washington yang merupakan anggota freemasonry. Hal ini persis sebagaimana terdapat dalam biografi George Washington yang terdapat dalam situs wikipedia.
Lebih lanjut, Jerry D. Gray mengungkapkan jika dalam pecahan 1 dollar AS tersebut terdapat simbol-simbol illuminati yang berfungsi sebagai sihir semacam susuk.
“Di depan ada simbol-simbol illuminati, di belakang ada simbol-simbol illuminati; Novus Ordo Seclorum, 1 mata Dajjal, bintang Daud, itu seperti susuk kalau kita lihat jadi cantik, harus punya,” jelasnya di hadapan ratusan hadirin.
Oleh sebab itu ia mengimbau agar segera meninggalkan mata uang dollar serta memperbanyak dzikir lantaran musuh-musuh Islam saat ini juga menggunakan sihir untuk memerangi umat Islam.
“Kita perlu banyak dzikir sekarang, ini musuh kita pakai sihir, harus jaga diri. Ada banyak hal di dunia ini kita langsung suka, itu pakai sihir, waspada!” tegasnya. [Ahmed Widad]
Meningkatnya jumlah uang untuk kepala Rushdie, diyakini menyusul gelombang kerusuhan yang melanda hampir di seluruh negara dunia karena film anti-Islam berjudul 'Innocence of Muslim'. Kendati Rushdie tidak ada hubungannya dengan film buatan Amerika Serikat itu, tapi imbalan uang mendongkrak harga nyawa Rushdie.
*Sumber: republika.co.idJad si anak Yahudi Hampir setiap hari mendatangi toko tempat dimana Ibrahim bekerja untuk membeli kebutuhan rumah, setiap kali hendak keluar dari toko –dan Ibrahim dianggapnya lengah– Jad selalu mengambil sepotong cokelat milik Ibrahim tanpa seizinnya.
Pada suatu hari usai belanja, Jad lupa tidak mengambil cokelat ketika mau keluar, kemudian tiba-tiba Ibrahim memanggilnya dan memberitahu kalau ia lupa mengambil sepotong cokelat sebagaimana kebiasaannya. Jad kaget, karena ia mengira bahwa Ibrahim tidak mengetahui apa yang ia lakukan selama ini. Ia pun segera meminta maaf dan takut jika saja Ibrahim melaporkan perbuatannya tersebut kepada orangtuanya.
Ibrahim pun menjawab: "Tidak apa, yang penting kamu berjanji untuk tidak mengambil sesuatu tanpa izin, dan setiap saat kamu mau keluar dari sini, ambillah sepotong cokelat, itu adalah milikmu!" Jad pun menyetujuinya dengan penuh kegirangan.
Waktu berlalu, tahun pun berganti dan Ibrahim yang muslim kini menjadi layaknya seorang ayah dan teman akrab bagi Jad si anak Yahudi.
Sudah menjadi kebiasaan Jad saat menghadapi masalah, ia selalu datang dan berkonsultasi kepada Ibrahim. Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengambil sebuah buku dari laci, memberikannya kepada Jad dan kemudian menyuruhnya untuk membukanya secara acak. Setelah Jad membukanya, kemudian Ibrahim membaca dua lembar darinya, menutupnya dan mulai memberikan nasehat dan solusi dari permasalahan Jad.
Beberapa tahun pun berlalu dan begitulah hari-hari yang dilalui Jad bersama Ibrahim, seorang Muslim Turki yang tua dan tidak berpendidikan tinggi.
14 tahun berlalu, kini Jad telah menjadi seorang pemuda gagah dan berumur 24 tahun, sedangkan Ibrahim saat itu berumur 67 tahun.
Ibrahim pun akhirnya meninggal, namun sebelum wafat ia telah menyimpan sebuah kotak yang dititipkan kepada anak-anaknya dimana di dalam kotak tersebut ia letakkan sebuah buku yang selalu ia baca setiap kali Jad berkonsultasi kepadanya. Ibrahim berwasiat agar anak-anaknya nanti memberikan buku tersebut sebagai hadiah untuk Jad, seorang pemuda Yahudi.
Jad baru mengetahui wafatnya Ibrahim ketika putranya menyampaikan wasiat untuk memberikan sebuah kotak, Jad pun merasa tergoncang dan sangat bersedih dengan berita tersebut, karena Ibrahim lah yang selama ini memberikan solusi dari semua permasalahannya, dan Ibrahim lah satu-satunya teman sejati baginya.
Hari-haripun berlalu, Setiap kali dirundung masalah, Jad selalu teringat Ibrahim. Kini ia hanya meninggalkan sebuah kotak. Kotak yang selalu ia buka, di dalamnya tersimpan sebuah buku yang dulu selalu dibaca Ibrahim setiap kali ia mendatanginya.
Jad lalu mencoba membuka lembaran-lembaran buku itu, akan tetapi kitab itu berisikan tulisan berbahasa Arab sedangkan ia tidak bisa membacanya. Kemudian ia pergi ke salah seorang temannya yang berkebangsaan Tunisia dan memintanya untuk membacakan dua lembar dari kitab tersebut. Persis sebagaimana kebiasaan Ibrahim dahulu yang selalu memintanya membuka lembaran kitab itu dengan acak saat ia datang berkonsultasi.
Teman Tunisia tersebut kemudian membacakan dan menerangkan makna dari dua lembar yang telah ia tunjukkan. Dan ternyata, apa yang dibaca oleh temannya itu, mengena persis ke dalam permasalahan yang dialami Jad kala itu. Lalu Jad bercerita mengenai permasalahan yang tengah menimpanya, Kemudian teman Tunisianya itu memberikan solusi kepadanya sesuai apa yang ia baca dari kitab tersebut.
Jad pun terhenyak kaget, kemudian dengan penuh rasa penasaran ini bertanya, "Buku apa ini !?"
Ia menjawab : "Ini adalah Al-Qur'an, kitab sucinya orang Islam!"
Jad sedikit tak percaya, sekaligus merasa takjub,
Jad lalu kembali bertanya: "Bagaimana caranya menjadi seorang muslim?"
Temannya menjawab : "Mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat!"
Setelah itu, dan tanpa ada rasa ragu, Jad lalu mengucapkan Syahadat, ia pun kini memeluk agama Islam!
Jadullah seorang Muslim.
Kini Jad sudah menjadi seorang muslim, kemudian ia mengganti namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani sebagai rasa takdzim atas kitab Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab seluruh problema hidupnya selama ini. Dan sejak saat itulah ia memutuskan akan menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi menyebarkan ajaran Al-Qur'an.
Mulailah Jadullah mempelajari Al-Qur'an serta memahami isinya, dilanjutkan dengan berdakwah di Eropa hingga berhasil mengislamkan enam ribu Yahudi dan Nasrani.
Suatu hari, Jadullah membuka lembaran-lembaran Al-Qur'an hadiah dari Ibrahim itu. Tiba-tiba ia mendapati sebuah lembaran bergambarkan peta dunia. Pada saat matanya tertuju pada gambar benua afrika, nampak di atasnya tertera tanda tangan Ibrahim dan dibawah tanda tangan itu tertuliskan ayat :
((اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ...!!))
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik!!..." (QS. An-Nahl; 125)
Iapun yakin bahwa ini adalah wasiat dari Ibrahim dan ia memutuskan untuk melaksanakannya.
Beberapa waktu kemudian Jadullah meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika yang diantaranya adalah Kenya, Sudan bagian selatan (yang mayoritas penduduknya adalah Nasrani), Uganda serta negara-negara sekitarnya. Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari 6.000.000 (enam juta) orang dari suku Zolo, ini baru satu suku, belum dengan suku-suku lainnya.
Akhir Hayat Jadullah
Jadullah Al-Qur'ani, seorang muslim sejati, da'i hakiki, menghabiskan umur 30 tahun sejak keislamannya untuk berdakwah di negara-negara Afrika yang gersang dan berhasil mengislamkan jutaan orang.
Jadullah wafat pada tahun 2003 yang sebelumnya sempat sakit. Kala itu beliau berumur 45 tahun, beliau wafat dalam masa-masa berdakwah.
Kisah pun belum selesai
Ibu Jadullah Al-Qur'ani adalah seorang wanita Yahudi yang fanatik, ia adalah wanita berpendidikan dan dosen di salah satu perguruan tinggi. Ibunya baru memeluk Islam pada tahun 2005, dua tahun sepeninggal Jadullah yaitu saat berumur 70 tahun.
Sang ibu bercerita bahwa –saat putranya masih hidup– ia menghabiskan waktu selama 30 tahun berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan putranya agar kembali menjadi Yahudi dengan berbagai macam cara, dengan segenap pengalaman, kemapanan ilmu dan kemampuannya, akan tetapi ia tidak dapat mempengaruhi putranya untuk kembali menjadi Yahudi. Sedangkan Ibrahim, seorang Muslim tua yang tidak berpendidikan tinggi, mampu melunakkan hatinya untuk memeluk Islam, hal ini tidak lain karena Islamlah satu-satunya agama yang benar.
Kemudian yang menjadi pertanyaan: "Mengapa Jad si anak Yahudi memeluk Islam?"
Jadullah Al-Qur'ani bercerita bahwa Ibrahim yang ia kenal selama 17 tahun tidak pernah memanggilnya dengan kata-kata: "Hai orang kafir!" atau "Hai Yahudi!" bahkan Ibrahim tidak pernah untuk sekedar berucap: "Masuklah agama islam!"
Bayangkan, selama 17 tahun Ibrahim tidak pernah sekalipun mengajarinya tentang agama, tentang Islam ataupun tentang Yahudi. Seorang tua muslim sederhana itu tak pernah mengajaknya diskusi masalah agama. Akan tetapi ia tahu bagaimana menuntun hati seorang anak kecil agar terikat dengan akhlak Al-Qur'an.
Kemudian dari kesaksian DR. Shafwat Hijazi (salah seorang dai kondang Mesir) yang suatu saat pernah mengikuti sebuah seminar di London dalam membahas problematika Darfur serta solusi penanganan dari kristenisasi, beliau berjumpa dengan salah satu pimpinan suku Zolo. Saat ditanya apakah ia memeluk Islam melalui Jadullah Al-Qur'ani?, ia menjawab; tidak! namun ia memeluk Islam melalui orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur'ani.
Subhanallah, akan ada berapa banyak lagi orang yang akan masuk Islam melalui orang-orang yang diislamkan oleh Jadullah Al-Qur'ani. Dan Jadullah Al-Qur'ani sendiri memeluk Islam melalui tangan seorang muslim tua berkebangsaan Turki yang tidak berpendidikan tinggi, namun memiliki akhlak yang jauh dan jauh lebih luhur dan suci.
Begitulah hikayat tentang Jadullah Al-Qur'ani, kisah ini merupakan kisah nyata yang penulis dapatkan kemudian penulis terjemahkan dari catatan Almarhum Syeikh Imad Iffat yang dijuluki sebagai "Syaikh Kaum Revolusioner Mesir". Beliau adalah seorang ulama Al-Azhar dan anggota Lembaga Fatwa Mesir yang ditembak syahid dalam sebuah insiden di Kairo pada hari Jumat, 16 Desember 2011 silam.
Kisah nyata ini layak untuk kita renungi bersama di masa-masa penuh fitnah seperti ini. Di saat banyak orang yang sudah tidak mengindahkan lagi cara dakwah Qur'ani. Mudah mengkafirkan, fasih mencaci, mengklaim sesat, menyatakan bid'ah, melaknat, memfitnah, padahal mereka adalah sesama muslim.
Dulu da'i-da'i kita telah berjuang mati-matian menyebarkan Tauhid dan mengislamkan orang-orang kafir, namun kenapa sekarang orang yang sudah Islam malah justru dikafir-kafirkan dan dituduh syirik? Bukankah kita hanya diwajibkan menghukumi sesuatu dari yang tampak saja? Sedangkan masalah batin biarkan Allah yang menghukumi nanti. Kita sama sekali tidak diperintahkan untuk membelah dada setiap manusia agar mengetahui kadar iman yang dimiliki setiap orang.
Mari kita renungi kembali surat Thaha ayat 44 yaitu Perintah Allah swt. kepada Nabi Musa dan Harun –'alaihimassalam– saat mereka akan pergi mendakwahi fir'aun. Allah berfirman,
((فَقُولاَ لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى))
"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut."
Bayangkan, fir'aun yang jelas-jelas kafir laknatullah, namun saat dakwah dengan orang seperti ia pun harus tetap dengan kata-kata yang lemah lembut. Lalu apakah kita yang hidup di dunia sekarang ini ada yang lebih Islam dari Nabi Musa dan Nabi Harun? Atau adakah orang yang saat ini lebih kafir dari fir'aun sehingga Al-Qur'an pun merekam kekafirannya hingga kini? Lantas alasan apa bagi kita untuk tidak menggunakan dahwah dengan metode Al-Qur'an? Yaitu dengan Hikmah, Nasehat yang baik, dan Diskusi menggunakan argumen yang kuat namun tetap sopan dan santun?
Maka dalam dakwah yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita agar mudah menyampaikan kebenaran Islam ini. Oleh karenanya, jika sekarang kita dapati ada orang yang kafir, bisa jadi di akhir hayatnya Allah akan memberi hidayah kepadanya sehingga ia masuk Islam. Bukankah Umar bin Khattab dulu juga pernah memusuhi Rasulullah? Namun Allah berkehendak lain, sehingga Umar pun mendapat hidayah dan akhirnya memeluk Islam. Lalu jika sekarang ada orang muslim, bisa jadi di akhir hayatnya Allah mencabut hidayah darinya sehingga ia mati dalam keadaan kafir. Na'udzubillah tsumma Na'udzubillahi min Dzalik.
Karena sesungguhnya dosa pertama yang dilakukan iblis adalah sombong dan angkuh serta merasa diri sendiri paling suci sehingga tak mau menerima kebenaran Allah dengan sujud hormat kepada nabi Adam –'alaihissalam–. Oleh karena itu, bisa jadi Allah mencabut hidayah dari seorang muslim yang tinggi hati lalu memberikannya kepada seorang kafir yang rendah hati. Segalanya tiada yang mustahil bagi Allah!
Marilah kita pertahankan akidah Islam yang telah kita peluk ini, dan jangan pernah mencibir ataupun "menggerogoti" akidah orang lain yang juga telah memeluk Islam serta bertauhid. Kita adalah saudara seislam seagama. Saling mengingatkan adalah baik, saling melindungi akidah sesama muslim adalah baik. Marilah kita senantiasa berjuang bahu-membahu demi perkara yang baik-baik saja.
Wallahu Ta'ala A'la Wa A'lam Bis-Shawab.
Penulis: Mustamid, seorang mahasiswa Program Licence Universitas Al-Azhar Kairo Konsentrasi Hukum Islam.
Foto: Muslim Afsel
(siraaj/arrahmah.com)