Disadari
atau tidak, yang jelas dan pasti bahwa, beban terbesar dan terberat
dalam diri dan hidup setiap kita, adalah kemaksiatan-kemaksiatan dan
dosa-dosanya yang menggunung. Allah Ta’ala berfirman yang ditujukan
secara khusus kepada Baginda Sayyidina Rasulillah shallallahu ‘alaihi
wasallam (yang artinya): “Dan (bukankah) telah Kami lepaskan darimu
(beban) dosamu, yang memberatkan (membebani) punggungmu” (QS.
Al-Insyiraah: 2-3).
Nah, jika “dosa” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang kita
yakini sebagai manusia tanpa dosa saja (mungkin hanya sekadar dan
sebatas rasa bersalah dan berdosa) , tetap bisa membebani dan
memberatkan punggung beliau, lalu bagaimana dengan beban dosa-dosa kita
yang pastinya riil dan tak terbilang? Tentu saja sangat luar biasa besar
dan beratnya sampai tak terbayangkan, hanya saja kebanyakan kita tidak
cukup menyadarinya!
Oleh karena itu, salah satu kebutuhan asasi kita sebagai orang
beriman, sebenarnya adalah bagaimana bisa terbebaskan dan terlepaskan
dari beban-beban terbesar dan terberat itu. Dimana hal itu tiada lain
hanyalah dengan terhapuskannya kemaksiatan-kemaksiatan dan dosa-dosa
kita. Sedangkan sarana utama penghapus itu adalah amal saleh. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “…dan ikutilah
perbuatan buruk itu dengan amal kebaikan yang akan menghapuskannya…”
(HR. At-Tirmidzi)
Maka pada prinsipnya, setiap amal saleh sebenarnya berpotensi untuk
menjadi faktor dan sarana penghapus serta penebus dosa! Namun ternyata,
disaat yang sama, terdapat beberapa bentuk dan jenis amal tertentu yang
lebih istimewa sebagai wasilah utama pelebur dosa. Dan berikut ini
sebagiannya:
1. Tobat dengan taubatan nashuha dan banyak-banyak beristighfar.
Ini merupakan amal yang menjadi sarana paling utama bagi penghapusan
dosa. Oleh karena itu perintah, seruan dan anjuran untuk bertobat dan
beristighfar ini, tersebar di banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan bertobatlah kalian semuanya kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kalian beruntung dan berjaya” (QS. An-Nuur: 31).
Di dalam
ayat lain:
“
Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kalian kepada
Allah dengan cara taubatan nashuha (tobat yang benar-benar murni dan
tulus)…” (QS. At-Tahriim: 8).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda (yang artinya):
“Sungguh aku beristighfar dan bertobat
kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali” (HR.
Al-Bukhari).Dalam riwayat lain: “Wahai umat manusia, bertobatlah kepada
Allah. Sungguh aku bertobat kepada Allah dalam sehari seratus kali” (HR.
Muslim).
Sementara itu Allah menjamin dan menjanjikan untuk menerima
tobat setiap orang yang bertobat dengan sebenar-benarnya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Barangsiapa yang
bertobat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah akan menerima
tobatnya” (HR. Muslim).
2. Wudhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiapa berwudhu dengan cara yang
sempurna, maka dosa-dosanya akan keluar dari tubuhnya, sampai (ada yang)
keluar dari kuku-kukunya” (HR. Muslim).
Dan dalam riwayat lain:
“Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu lalu membasuh
wajahnya, maka langsung gugurlah dari wajahnya setiap dosa akibat
pandangan matanya, bersama air atau bersama tetes terakhir dari air
(bekas basuhan wajah). Dan ketika ia membasuh kedua tangannya, maka
langsung gugurlah dari kedua tangannya setiap dosa yang telah diperbuat
kedua tangan itu, bersama air atau bersama tetesan terakhir air (bekas
basuhan tangan), sampai ia bersih dari dosa-dosa. Dan saat ia membasuh
kedua kakinya, maka akan gugurlah setiap dosa akibat langkah kedua
kakinya, bersama air atau bersama tetes terakhir dari air (bekas basuhan
kaki)” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
3. Shalat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Bagaimana menurut kalian, sendainya ada sebuah
sungai (dengan airnya yang sangat jernih) di depan pintu rumah
seseorang dari kalian. Dimana ia selalu mandi di sungai itu 5 kali
setiap harinya, apakah mungkin masih akan tersisa kotoran di tubuhnya
meskipun hanya sedikit? Mereka (para sahabat) pun menjawab: Tentu saja
tidak akan tersisa sedikitpun kotoran di tubuhnya! Beliaupun lalu
bersabda: “Nah, begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya Allah
akan menghapus dosa-dosa” (HR. Muttafaq ‘alaih).
4. Langkah kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah.
5. Semangat menunggu dari satu shalat ke shalat yang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Maukan kalian aku beritahu tentang amal yang dengannya Allah akan
menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat? Mereka (para sahabat)
menjawab spontan: Tentu saja mau ya Rasulallah. Beliau kemudian
melanjutkan sabdanya: “Yaitu menyempurnakan wudhu meskipun dalam kondisi
berat, banyaknya langkah menuju masjid, dan semangat menunggu dari satu
shalat ke shalat berikutnya. Itulah ribath (berjaga-jaga di pos jihad)
yang sebenarnya! Itulah ribath yang sebenarnya” (HR. Muttafaq ‘alaih).
6. Puasa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar
keimanan dan pengharapan akan pahala, maka akan diampunkan dosa-dosanya
yang telah lalu” (HR. Muttafaq ‘alaih). Sebagaimana hadits-hadits lain
juga menegaskan bahwa, puasa sunnah hari Arafah dan puasa ‘Asyura’
memiliki fadhilah istimewa sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu
dan yang akan datang.
7. Qiyam Ramadhan (Shalat sunnah tarawih).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa melakukan shalat qiyam Ramadhan (tarawih)atas dasar
keimanan dan pengharapan akan pahala, maka akan dihapuskan dosa-dosanya
yang telah lalu” (HR. Muttafaq ‘alaih).
8. Qiyam Lailatul qadr (qiyamullail pada malam lailatul qadr).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa melakukan qiyamullail (tarawih) pada malam lailatul qadar,
atas dasar keimanan dan pengharapan akan pahala, maka akan dihapuskan
dosa-dosanya yang telah lalu” (QS. Muttafaq ‘alaih).
9. Umrah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Umrah satu ke umrah yang lainnya menjadi
penebus dosa-dosa antara keduanya. Adapun haji yang mabrur, maka tiada
balasan (yang pantas) atasnya kecuali Surga” (HR. Muslim).
10. Haji.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiapa berhaji ke Baitullah ini, lalu
tidak melanggar larangan (haji) dan tidak berbuat dosa maksiat, maka ia
akan kembali bersih dari dosa, seperti saat baru dilahirkan oleh ibunya”
(HR. Muttafaq ‘alaih).
11. Sedekah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Sedekah itu akan memadamkan (menghapuskan)
dosa, sebagaimana air memadamkan api” (HR. At. Tirmidzi).
12. Dzikrullah (dzikir kepada Allah) Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Maukah
kalian Aku beritahu tentang amal yang paling baik untuk kalian, yang
paling suci bagi Raja (Tuhan) kalian, yang paling utama untuk
meninggikan derajat kalian, dan yang lebih baik bagi kalian daripada
berinfak emas dan perak, bahkan yang lebih baik bagi kalian daripada
bertemu musuh (dalam perang jihad) sampai kalian berhasil membunuh
mereka atau mereka yang justru membunuh kalian? Mereka (para sahabat)
menjawab: Tentu saja kami mau tahu ya Rasulallah! Dan Beliaupun lalu
bersabda: “(Amal itu adalah) dzikrullah (berdzikir kepada Allah) Ta’ala”
(HR. At. Tirmidzi). Dan sebagai contoh efektifnya dzikir sebagai
pelebur dosa, misalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga
bersabda (yang artinya): “Barangsiapa berucap dzikir “Subhanallahi, wa
bihamdihi” (Maha Suci Allah, Dan Maha Terpujilah Dia”, dalam sehari
seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya, meskipun sebanyak buih
lautan” (HR. Muttafaq ‘alaih).
13. Bersabar terhadap musibah.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tiada satu
musibahpun yang menimpa seorang muslim, baik berupa kepenatan,
kepedihan, kegundahan, kesedihan, gangguan, maupun kesusahan, termasuk
duri yang mengenainya, melainkan dengan semuanya itu Allah akan
menghapuskan dosa-dosanya” (HR. Al-Bukhari).
14. Berucap syahadat dan dzikir seusai mendengar kumandang adzan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa yang ketika (seusai) mendengar muadzin, mengucapkan:
“Asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, wa anna
Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh. Radhiitu billahi rabbaa, wa bi-Muhammadin
rasuulaa, wa bil-Islami diinaa” (Aku bersaksi bahwa, tiada tuhan yang
berhak diibadahi kecuali Allah, satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya.
Dan bahwa, Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Aku ridha Allah
sebagai tuhan, Muhammad sebagai rasul, dan Islam sebagai agama).
(Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut), maka akan diampunkan
dosa-dosanya” (HR. Muslim).
15. Shalat dua rakaat setelah terpeleset dalam sebuah dosa (shalat tobat).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tidak
ada seorang hambapun yang melakukan suatu dosa, lalu bersuci (berwudhu)
dengan sempurna, dan shalat dua rakaat, kemudian beristighfar memohon
ampun kepada Allah, melainkan akan diampunkan” (HR. Abu Dawud).
16. Dakwah di jalan Allah.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Barangsiaapa mengajak kepada
suatu petunjuk (kebaikan), maka ia akan mendapakan pahala atas ajakannya
itu, dan juga pahala lain yang sama seperti pahala orang-orang yang
mengikuti petujuk kebaikan tersebut, tanpa mengurangi sedikitpun dari
paahala mereka” (HR. Muslim).
17. Membezuk orang sakit.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tiada seorang muslimpun yang
membezuk sesama muslim yang sedang sakit pada pagi hari, melainkan ada
70.000 malaikat yang mendoakannya sampai petang. Dan jika membezuknya
pada sore hari, maka akan ada pula 70.000 malaikat yang memohonkan
rahmat untuknya sampai esok pagi. Dan ia akan mendapatkan sebuah taman
di Surga (karenanya)” (HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
18. Bakti kepada kedua orang tua.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Sungguh rugi!
Sungguh rugi! Sungguh rugi!”. Ditanyakan kepada beliau: Siapakah dia ya
Rasulallah? Beliau menjawab: “Seseorang yang masih mendapati ibu
bapaknya dimasa tua, baik kedua-duanya ataupun salah satunya, lalu ia
tidak masuk Surga (karenanya)” (HR. Muslim).
19. Menanggung dan menyantuni anak yatim. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Aku dan penanggung/penyantun
anak yatim, nanti di Surga seperti ini. Beliau menunjuk dengan dua jari
mulia beliau, jari telunjuk dan jari tengah” (HR. Al-Bukhari).
20. Shalat jenazah dan menyertainya sampai pemakaman.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa yang menghadiri penyelenggaraan jenazah sampai dishalatkan,
maka ia akan memperoleh pahala satu qirath. Dan barangsiapa yang
menghadirinya sampai dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala dua
qirath. Ditanyakan: Apa maksud dua qirath itu? Beliau menjawab:
“Seukuran dua gunung besar” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Oleh:Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri, MA